Burung/Satwa Liar

FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | Shoot birds in movement | Review by Cho JungRae

Harriman — Wed, 17 May 2023 08:04:43 +0000

FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | Merekam burung yang sedang bergerak | Ulasan oleh Cho JungRae

Harriman Wed, 05/17/2023 - 13:34

Article Categories

ULASAN

Alpha 7C | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 600mm | F6.3 | 1/640 sec | ISO 160

Alpha 7C | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 600mm | F6.3 | 1/640 sec | ISO 100

Alpha 7C | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 600mm | F6.3 | 1/2500 sec | ISO 800

Mengangkasa dengan fotografi burung

Semuanya berawal satu dekade yang lalu. Saat saya sedang mengambil foto keluarga saya, sekelompok kuntul terbang melewati jendela. Keindahan dan keanggunan mereka memukau saya ketika saya mengambil foto dari jendela apartemen saya. Tak lama kemudian, saya menjelajahi alam untuk mengabadikan lebih banyak burung yang sedang terbang – dan terpesona.

Video Name

Bird | Main

Begitulah saya menjadi fotografer burung. Dan peralatan yang saya percaya untuk foto terbaik adalah pasangan kamera Sony Alpha 7C dan lensa zoom FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS saya.

Kekuatan zoom

Intinya, ada dua cara mengambil foto burung. Yang pertama adalah mengisi sebagian besar bingkai Anda dengan subjek Anda, dan yang kedua menempatkan penekanan yang lebih berimbang baik pada burung maupun pada latar belakang.

Alpha 7C | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 600mm | F6.3 | 1/400 sec | ISO 1250

Alpha 7C | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 600mm | F6.3 | 1/640 sec | ISO 100

Apakah Anda mengambil foto tipe yang pertama atau kedua, lensa super-telephoto zoom bukan sekadar “nyaman untuk dimiliki”, namun merupakan keharusan mutlak. Coba membidik dengan lensa dengan panjang fokus yang pendek, maka Anda tidak akan pernah cukup dekat untuk mengambil foto Anda – semua subjek Anda akan terbang jauh sebelum Anda berada dalam jarak bidik. Jika fotografer lain juga ada di lokasi itu, maka Anda juga akan membuyarkan bidikan mereka!

Alpha 7C | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 200mm | F6.3 | 1/640 sec | ISO 125

200mm

Alpha 7C | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 400mm | F6.3 | 1/640 sec | ISO 125

400mm

Alpha 7C | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 600mm | F6.3 | 1/640 sec | ISO 100

600mm

Alpha 7C | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 840mm | F9 | 1/640 sec | ISO 200

840mm(With 1.4x Tele-converter)

Alpha 7C | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 1200mm | F13 | 1/640 sec | ISO 500

1200mm(With 2x Tele-converter)

Lensa super-telephoto memungkinkan Anda untuk membidik pada jarak yang membiarkan burung merasa aman dan nyaman.

Mengapa saya memilih FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS? Karena autofokus, kinerja drive, dan resolusinya esensial bagi fotografi burung – dan di sinilah pasangan kamera Alpha 7C dan lensa zoom FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS unggul. Kombinasi ini tidak saja kuat, tetapi juga cepat – membuat saya bisa menangkap adegan seperti burung menukik ke tanah saat dia mengincar mangsanya!

Tip untuk fotografer burung pemula

Fotografi burung adalah seni, dan perlu untuk memahami ekologi mereka sebelum memulai – atau upaya awal Anda bisa berakhir mengecewakan. Bahkan membidik bersama dengan fotografer burung berpengalaman mungkin membantu, agar Anda bisa mendapatkan nasihat dan meningkatkan keahlian dengan lebih cepat.

Ini adalah tip yang biasanya saya bagikan dengan orang yang meminta nasihat saya:

Tripod adalah opsional
Pemula mungkin beranggapan bahwa tripod esensial bagi fotografi burung – tidak demikian ketika Anda baru memulai. Sangat mungkin peralatan Anda sudah menjadi berat, dan bisa jadi sulit untuk membawa benda tambahan.

Rekomendasi saya adalah untuk tetap fit secara fisik, sehingga Anda memiliki fleksibilitas untuk memotret dengan tripod ketika diperlukan (biasanya ketika burung sedang terbang, dan Anda membutuhkan ini untuk menghindari goyangan vertikal kamera).

Namun ingat juga bahwa Anda akan menghabiskan banyak waktu untuk memotret dengan tangan juga – jadi mulai saja dengan apa yang Anda punya, dan apa yang dimungkinkan oleh kemampuan fisik Anda saat ini untuk dilakukan dengan nyaman terlebih dahulu. Anda bisa menambahkan sisanya nanti.

Preferensi pengaturan kamera
Ini adalah rekomendasi pengaturan kamera dan lensa saya untuk fotografi burung:

Mode pemotretan: Manual
Kecepatan rana: 1/2000 atau lebih tinggi
Apertur: Maksimum
Kecepatan ISO: Otomatis
Autofokus: AF-C
Rentang fokus: Zona

Video Name

Bird | AF

Melacak subjek Anda
Walaupun fungsi real-time tracking Alpha 7C sangat efektif, Anda terkadang bisa jadi melewatkan burung kecil jika Anda bergantung 100% pada fungsi ini – jadi selalu buka mata Anda dan selalu waspada!

Melatih fokus Anda
Ketika memotret dalam AF-C, tombol AF-ON dan tombol focus hold sangat berguna. Karena tombol focus hold dioperasikan dengan tangan kiri Anda, Anda dapat mengoperasikan fungsi kamera yang lain dengan tangan kanan Anda – yang juga membantu untuk mencegah penekanan tombol shutter tanpa disengaja.

Alpha 7C | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 600mm | F6.3 | 1/2500 sec | ISO 320

Alpha 7C | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 600mm | F6.3 | 1/2500 sec | ISO 125

Stabilisasi dengan OSS MODE 3
Ketika Anda memotret burung bergerak, mode stabilisasi gambar OSS MODE 3 bisa jadi sangat berguna. Pengaturan ini ideal untuk subjek dengan pergerakan acak, seperti burung, hewan liar, dan atlet.

Alpha 7C | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 600mm | F6.3 | 1/3200 sec | ISO 500

Lokasi, lokasi, lokasi
Dalam fotografi burung, pemilihan lokasi adalah prioritas. Ingat bahwa walaupun burung merupakan makhluk yang bermigrasi, mereka juga hidup dengan teratur – bepergian untuk mencari makanan dan beristirahat pada waktu tetap. Setelah Anda memahami kebiasaan mereka, Anda bisa bersiap di lokasi pemotretan ideal terlebih dahulu, lalu membingkai dan mengambil potret makhluk indah ini di habitat alami mereka.

Alpha 7C | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 600mm | F6.3 | 1/800 sec | ISO 100

Beberapa potret favorit saya

Alpha 7C | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 600mm | F6.3 | 1/1000 sec | ISO 160

Bar-tailed godwit
Bar-tailed godwit melakukan perjalanan sekitar 12.000 kilometer dari Alaska ke Selandia Baru pada musim gugur, dan saya beruntung melihat seekor di pantai timur.

Untuk mengabadikan burung menakjubkan ini saat sedang terbang – tanpa goyangan kamera – saya beralih ke mode pemotretan manual, mengatur apertur ke nilai maksimum yang diberikan oleh lensa zoom FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS, dan menyetel kecepatan rana ke 1/2000. Kecepatan ISO diatur ke “otomatis”, menyesuaikan sendiri berdasarkan kecepatan rana dan apertur yang digunakan.

Alpha 7C | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 600mm | F6.3 | 12500 sec | ISO 125

Alpha 7C | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 600mm | F6.3 | 1/2500 sec | ISO 250

Elang-alap
Biasanya, tidak mudah untuk menemukan elang-alap – apalagi memotret mereka dengan kamera Anda – karena mereka cepat dan sulit dilacak. Namun pada hari ini, saya sangat beruntung melihat elang-alap ini di sebuah tebing di tepi laut.

Memanfaatkan kesempatan unik ini, saya mengatur Alpha 7C saya ke mode manual dan apertur ke nilai maksimum F5.6. Kecepatan rana diatur ke 1/2500 (sesuai dengan pergerakan cepat burung ini) dan kecepatan ISO adalah 320.

Karena tebing terhampar di latar belakang, saya mengatur sensitivitas fokus ke 3 dan memotret dengan mode AF-C “Zona”. Untuk stabilisasi gambar, saya menggunakan OSS MODE 3, yang membuat saya bisa memotret tanpa goyangan kamera dan blurring – bahkan ketika elang-alap ini membubung di langit dengan kecepatan luar biasa!

Alpha 7C | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 600mm | F36 | 1/2 sec | ISO 50

Kuntul
Ketika memotret burung, adegan dinamis sangat langka karena burung jarang bergerak ketika mereka beristirahat. Di sini, saya berhasil mengambil gambar seekor kuntul yang tidak bergerak setelah makan. Saya sangat menyukai kesan unik foto ini – dengan air mengalir yang memberikan atmosfer unik pada bidikan ini.

Ini pengaturan yang saya gunakan. Kecepatan rana diatur ke 1/2 detik (yang lebih lambat daripada pengaturan saya yang biasa), aperturnya F32, dan kecepatan ISO disetel ke 50. Saya memasang Alpha 7C pada tripod dengan gimbal head dan mengatur stabilisasi gambar ke OSS MODE 1, yang memberikan koreksi goyangan yang sangat bagus dan memastikan hasil foto ini jernih dan mendetail.

Fotografi burung melatih kesabaran, dan apresiasi terhadap alam

Untuk urusan fotografi burung, Anda harus menghormati alam dan bagaimana segala sesuatunya bekerja di lingkungan alami – Anda tidak bisa terburu-buru atau mengharapkan burung untuk mengikuti jadwal Anda. Karena mereka tidak akan begitu.

Alih-alih, Anda perlu memupuk apresiasi mendalam pada ekologi burung yang ingin Anda potret. Anda harus mempelajari kebiasaan dan pola mereka, dan memiliki kesabaran untuk menunggu mereka datang – atau terbang.

Alpha 7C | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 600mm | F6.3 | 1/2000 sec | ISO 640

Alpha 7C | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 600mm | F6.3 | 1/640 sec | ISO 160

Banyaknya waktu yang perlu Anda investasikan, hanya untuk mengambil satu foto yang indah, mungkin tidak diukur dalam jam atau bahkan hari – foto elang tiram dan elang-alap favorit saya, misalnya, didapat setelah mendedikasikan diri saya selama bertahun-tahun di bidang ini.

Alpha 7C | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 600mm | F6.3 | 1/2500 sec | ISO 800

Namun setiap foto, sepadan dengan setiap momen.

Produk

Unggulan

Alpha 7C

緊湊型全畫幅相機

FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS

G 系列全畫幅超遠攝變焦鏡頭

ECM-B1M

槍型麥克風

NP-FZ100 Z-series Rechargeable Battery Pack

Z 系列充電式電池組

SF-M64T

SF-M 系列 Tough 規格記憶卡

Article Theme

Burung/Satwa Liar

FE 90mm F2.8 Macro G OSS | Capture intense wildlife shots | Review by Sebinster Francis

Harriman — Wed, 17 May 2023 04:03:01 +0000

FE 90mm F2.8 Macro G OSS | Merekam adegan kehidupan liar yang menegangkan | Ulasan oleh Sebinster Francis

Harriman Wed, 05/17/2023 - 09:33

Article Categories

ULASAN

Alpha 7C | FE 90mm F2.8 Macro G OSS | 90mm | 1/200 sec | F13 | ISO 320

Alpha 7C | FE 90mm F2.8 Macro G OSS | 90mm | 1/1600 sec | F5 | ISO 400

Alpha 7C | FE 90mm F2.8 Macro G OSS | 90mm | 1/200 sec | F22 | ISO 250

Memupuk kecintaan pada alam yang lebih besar dari hidup

Sejak kunjungan saya ke Kerala, India, saya selalu terobsesi dengan potret margasatwa. Terdapat keindahan natural pada mamalia, burung, reptil, dan amfibi di sekitar kita, dan menyenangkan untuk menangkap pemandangan ini dengan kamera.

Alpha 7C | FE 90mm F2.8 Macro G OSS | 90mm | 1/200 sec | F22 | ISO 200

Menelusuri album saya, saya mengapresiasi bagaimana setiap foto memiliki kisah detailnya sendiri untuk diceritakan – dan juga menarasikan pertumbuhan dan pendekatan saya sendiri terhadap fotografi. Sementara kecintaan saya pada fotografi dan margasatwa tumbuh semakin besar, subjek yang gemar saya potret menjadi semakin kecil.

Saya terus terinspirasi oleh makhluk di sekitar saya – terutama yang paling kecil! Di antara warna indah dan pola rumit pada tubuh mereka, terdapat rahasia yang menunggu untuk diungkapkan melalui foto makro.

Alpha 7C | FE 90mm F2.8 Macro G OSS | 90mm | 1/200 sec | F20 | ISO 200

Alpha 7C | FE 90mm F2.8 Macro G OSS | 90mm | 1/200 sec | F13 | ISO 200

Pasangan kamera dan lensa favorit saya untuk foto makro margasatwa adalah Sony Alpha 7C dan lensa prima FE 90mm F2.8 Macro G OSS.

Lensa prima sempurna untuk fotografi makro

Ketika saya memotret, saya ingin menyorot detail dari setiap hewan yang saya jumpai – apakah itu katak sebesar kuku atau gajah Afrika yang tinggi menjulang. Detail mata mereka, warna unik, dan pola yang memesona selalu membuat saya kagum.

Alpha 7C | FE 90mm F2.8 Macro G OSS | 90mm | 1/200 sec | F14 | ISO 250

Alpha 7C | FE 90mm F2.8 Macro G OSS | 90mm | 1/200 sec | F22 | ISO 200

Menangkap detail seperti itu memerlukan lensa prima, karena lensa ini sangat cocok untuk fotografi close-up.

Berikut alasan singkat mengapa saya memilih FE 90mm F2.8 Macro G OSS rime untuk foto makro:

Pembesaran 1:1
Jarak pemfokusan minimum di bawah 1 kaki
Kualitas dan ketajaman gambar menakjubkan dengan stabilisasi optik
Pemfokusan internal

Panduan pemula untuk fotografi makro

Di mana saya harus memulai?
Anda dapat memulai perjalanan fotografi makro Anda dari rumah! Ada banyak objek sehari-hari menarik yang menyembunyikan detail mengagumkan, yang dapat Anda ungkapkan dengan bidikan close-up. Atau pergi ke halaman belakang rumah Anda (atau sekitar rumah Anda) dan amati semua flora dan fauna kecil yang terlewatkan oleh kebanyakan orang, dan ambil fotonya.

Alpha 7C | FE 90mm F2.8 Macro G OSS | 90mm | 1/60 sec | F5 | ISO 500

Alpha 7C | FE 90mm F2.8 Macro G OSS | 90mm | 1/80 sec | F4.5 | ISO 1000

Alpha 7C | FE 90mm F2.8 Macro G OSS | 90mm | 1/1600 sec | F5 | ISO 400

Alpha 7C | FE 90mm F2.8 Macro G OSS | 90mm | 1/100 sec | F4.5 | ISO 1000

Ini latihan yang sangat bagus untuk memoles keahlian observasi Anda dan menemukan keindahan pada berbagai benda yang kita lihat setiap hari (dan sering kita abaikan dalam kehidupan kita yang sibuk).

Apakah lensa makro benar-benar perlu?
Walaupun lensa zoom modern dengan kemampuan makro tersedia (dan bagus untuk pemotretan cepat), saya menemukan bahwa tidak ada yang mengalahkan lensa prima FE 90mm F2.8 Macro G OSS dan kemampuannya untuk memberikan pembesaran ukuran sebenarnya (1:1) – yang menjadikan foto makro Anda benar-benar menginspirasi.

Juga, lensa makro memungkinkan Anda untuk menghampiri subjek Anda hingga jarak yang sangat dekat (di bawah 1 kaki) dan mendapatkan tingkat kejernihan, kualitas, dan resolusi gambar yang tak tertandingi.

Alpha 7C | FE 90mm F2.8 Macro G OSS | 90mm | 1/160 sec | F16 | ISO 200

Alpha 7C | FE 90mm F2.8 Macro G OSS | 90mm | 1/200 sec | F14 | ISO 320

Alpha 7C | FE 90mm F2.8 Macro G OSS | 90mm | 1/250 sec | F13 | ISO 250

Satu alasan lain – atau dua alasan – mengapa saya menyukai lensa prima FE 90mm F2.8 Macro G OSS adalah stabilisasi optik dan pemfokusan internalnya, yang sangat membantu untuk menangkap foto dengan detail luar biasa.

Memaksimalkan lensa prima Anda
Ada tiga hal sederhana yang perlu dicatat ketika mengambil foto makro:

Gunakan focus limiter
Hampiri subjek hingga sedekat mungkin
Dapatkan pembesaran 1:1 dalam foto Anda

Ingat tiga hal ini ketika berlatih, dan Anda akan segera menguasai dasarnya!

Alpha 7C | FE 90mm F2.8 Macro G OSS | 90mm | 1/200 sec | F14 | ISO 320

Apa keuntungan menggunakan lensa dengan inner focus?
Keuntungan pemfokusan internal adalah bahwa panjang lensa tetap sama. Menggunakan fokus internal juga mengurangi kemungkinan elemen depan lensa mengganggu subjek – atau lebih buruk, tanpa sengaja menabrak subjek saat Anda melakukan pemfokusan.

Alpha 7C | FE 90mm F2.8 Macro G OSS | 90mm | 1/200 sec | F13 | ISO 320

Alpha 7C | FE 90mm F2.8 Macro G OSS | 90mm | 1/200 sec | F14 | ISO 250

Alpha 7C | FE 90mm F2.8 Macro G OSS | 90mm | 1/250 sec | F14 | ISO 250

Juga, lensa dengan inner focus – seperti FE 90mm F2.8 Macro G OSS – terlindungi lebih baik dari berbagai kondisi cuaca.

Semangat besar untuk fotografi makro

Apa yang mendorong saya untuk terus menekuni fotografi makro? Jawabannya adalah berbagai makhluk indah yang saya jumpai ketika sedang memotret, atau ketika saya sekadar berjalan-jalan di alam. Setiap hewan, burung, reptil, dan amfibi menginspirasi saya – dan benar-benar mengasyikkan ketika saya menjumpai pemandangan langka.

Apa pun alasan Anda memulai perjalanan fotografi makro Anda, saya berharap petualangan ini memberi Anda banyak kegembiraan dan kepuasan seperti yang diberikan kepada saya.

Produk

Unggulan

Alpha 7C

緊湊型全畫幅相機

FE 90mm F2.8 Macro G OSS

G 系列全畫幅中距遠攝微距鏡頭

HVL-F28RM

GN28 無線電控制外接閃光燈

NP-FZ100 Z-series Rechargeable Battery Pack

Z 系列充電式電池組

Article Theme

Bird Photography Part 3: Take Flight into Bird Photography with These Awesome Tips

sneha — Thu, 16 Feb 2023 11:04:08 +0000

Bird Photography Part 3: Take Flight into Bird Photography with These Awesome Tips

sneha Thu, 02/16/2023 - 16:34

Article Categories

Featured

Body Category

Alpha 1

Lens Category

FE 600mm F4 GM OSS

Alpha 1 | FE 600mm F4 GM OSS | 1/4000 sec | F4.0 | ISO 1250

In our last two articles with Sudhir Shivaram (@sudhirshivaram), we discussed how he finds locations to shoot birds, and the equipment that tags along with him. In the final stretch of this three-part series, we sat down with Sudhir and discovered his secret notes and best tips for bird photography.

Sudhir Shivaram has a 'wild' side when it comes to his wildlife photography. A revered name in the wildlife photography scene in India, his photography is greatly loved and respected in the community. Sudhir even has a reputation as an inspirational role model and teacher among younger photographers.

In his youth, Sudhir was always fascinated by birds while jungle trekking. Being away in the forest gave him the opportunity to photograph nature, and his love for birds and bird photography bloomed. Consequently, Sudhir found himself visiting various bodies of water near his home, hoping to catch a glimpse of birds.

Alpha 1 | FE 600mm F4 GM OSS | 1/2000 sec | F4.0 | ISO 2000

Through the years, Sudhir has built a portfolio with his unique style. People instantly recognise his portraits and creative shots of birds. Using an 800mm+ focal length lens for bird photography also results in bokeh and a very clean and smooth multi-tonal background, which contributes to his signature photography look. By keeping his processing simple, Sudhir hopes to keep his photography looking natural and persist with his style.

As a master in bird photography, Sudhir advises young talents to adhere to 4 pillars. "Firstly, the key to bird photography is the comprehension of bird behaviour. Once you are familiar with the way birds behave, their movement becomes much easier to predict and you can easily identify their favourite perching spots. Often, you'll find that the birds are very cooperative with their presence, and this gives the photographer more time to shoot," said Sudhir.

"Secondly, photographers need to have good fundamentals. They need to understand various camera settings and learn the art of composition to make bird photography effective. It can be challenging to get birds in the viewfinder - especially lively and tiny ones. To overcome this, I use a technique with both my eyes open - my right eye through the viewfinder and the left eye looking at the bird. This method gets me a double super-imposed vision, that I can match to get the bird in focus. I use this same technique and it works very well when taking photos of birds in flight," explained Sudhir.

Alpha 1 | FE 600mm F4 GM OSS | 1/6400 sec | F4.0 | ISO 1250

"Thirdly, knowing how to work your camera, and making full use of its features for bird photography is a must. Having shooting techniques also involves knowing your accessories - tripods, various heads, using bean bags and panning pods. Other times, having handheld techniques also brings value to both wildlife and bird photography," said Sudhir.

As a seasoned photographer, Sudhir's approach is distinct from younger photographers. "When shooting, I pre-visualise the shot based on my understanding of the bird's behaviour and camera settings. Often, I would visualise the final edited photo in my mind and angle my viewfinder accordingly."

Alpha 1 | FE 600mm F4 GM OSS | 1/2000 sec | F4.0 | ISO 1600

The final pillar is mastering editing. "I attempt to represent the same image I saw out in the field - nothing more, nothing less. For me, post-processing is about image correction, and not image manipulation. Image manipulation, to me, falls into the digital art category; and while I do not have anything against this, I would advise beginners to work on their photography and keep their images natural instead of manipulated. Having taken so many photographs of birds, I can immediately spot manipulated bird images and unfortunately, such practices can cause a photographer to lose their hard-earned reputation. The most I would do during post, would be colour corrections in the simplest of ways."

With such stringent photography standards, Sudhir finds the Alpha 7 IV to be a breath of fresh air. "I have been a user of Sony Alpha 1 and Alpha series cameras, and I have found that it takes me less time to process my images. A simple colour correction, and photo after photo are stunning in every shot. Bird photography doesn’t get any better than this. With the right techniques, bird knowledge and equipment, anyone can dominate this category."

Don’t miss out on our earlier articles on bird locations and photography equipment!

Produk

Unggulan

Alpha 1

全畫幅極高解析度及高速相機

FE 600mm F4 GM OSS

G Master 全畫幅超遠攝定焦鏡頭

Article Theme

Bird/Wildlife

Bird Photography Part 2: A Bird Photographer's Kit to Capture High-Flying Birds

sneha — Thu, 16 Feb 2023 10:41:28 +0000

Bird Photography Part 2: A Bird Photographer's Kit to Capture High-Flying Birds

sneha Thu, 02/16/2023 - 16:11

Article Categories

Featured

Body Category

Alpha 1

Lens Category

FE 600mm F4 GM OSS

Alpha 1 | FE 600mm F4 GM OSS | 1/500 sec | F4.0 | ISO 6400

In our last article with Sudhir Shivaram (@sudhirshivaram), we talked about how the bird photographer planned his shooting locations to find and shoot bird activity. In the second of this three-part series, we learn more about the gear he uses to keep high-flying birds in focus without disturbing them at close quarters.

Camera

Being a bird photographer, Sudhir relies on a camera with superior AutoFocus (AF) speed and tracking. "Birds are normally fast, which makes focusing on them a huge challenge. That’s why you need a great camera body with an amazing AutoFocus system. The lens also needs to be fast enough to track the subject even under low light. The Alpha 1 handles capturing every movement and detail very well thanks to the low-light AF and high-noise ISO performance. Because birds are generally small, the Alpha 1's 50 MP lens helps me do a good amount of cropping while retaining a sharp image quality," said Sudhir.

Having control over the aperture, shutter speed and ISO settings are important to keeping the subjects nice and sharp. "I always shoot in Aperture Priority mode and keep the aperture setting to the lowest f number the lens can support. For example, with the Sony 600mm F4 lens, I always keep the aperture setting to F4. With the shutter speed, I generally try to keep to 1/250 seconds and above, but this can change depending on the subject's movement. For shutter speeds between 1/10 to 2 seconds, achieving a clear and sharp image requires photographers to adopt shooting techniques like using a tripod and a supporting fluid head. I also play around with the ISO settings to complement the shutter speed. Generally, this can vary between ISO 400 and above," said Sudhir.

Alpha 1 | FE 600mm F4 GM OSS | 1/160 sec | F4.0 | ISO 3200

Finally, the most important setting in bird photography is the AF settings. "I always shoot in autofocus continuous (AF-C) mode and use the Tracking: Spot S focus area with the bird eye feature enabled. The Tracking: Spot S setting helps me in locking on to fast-moving birds. For the photographer, it is just a matter of being fast enough to keep the birds in the white focus square. Once the subject is in focus, all you need to do is hit the shutter button and the camera eye's tracking technology will handle the rest. The best part of the feature is if your subject unexpectedly leaves the focus area, you can simply release the shutter button and continue tracking from there," said Sudhir.

Lens

Alpha 1 | FE 600mm F4 GM OSS | 1/2500 sec | F4.0 | ISO 1250

One of the toughest challenges in bird photography is approaching the subjects without disturbing it. Pairing his camera with the right lens is important in framing the birds without having to get close to them. "I typically use the FE 600mm F4 GM OSS along with the 1.4x Teleconverter Lens to get an additional reach. The thing I like the most about this lens is its light weight, which allows me greater mobility even while carrying more equipment. When it comes to capturing fast-moving birds, the lightweight lens also makes it easy to hold and balance the camera properly," said Sudhir.

Another attractive feature about the lens, according to Sudhir, is its sharp image quality. "The key aspect of the lens is the high-quality glass which can produce good contrast and extremely sharp images. On top of that, the AF is also quite fast. When combined with the 1.4x Teleconverter Lens, it does not jeopardise the image quality and focus speed," Sudhir added.

Accessories

Taking pictures of birds can take hours, which is why Sudhir packs extra accessories to assist him in his endeavours. "Apart from the camera and lens, I always carry a tripod with a fluid head that allows me to stabilise my shots, no matter where I am shooting from. I also bring a pair of binoculars to keep track of birds' activities and determine the right moment before picking up the camera," Sudhir said.

Other accessories he also carries include:

Additional memory cards and batteries: "You never know how long your photography session will take and how many photos you will capture. It is always good to prepare yourself for extended shooting. When buying extra memory cards, it is best to pick those that have a durable design with a high read and write performance that allows you to take continuous, high-resolution raw photos."
Laptop and card readers: "These two are essential for keeping track of your work and choosing the best photos for your portfolio."
Hat and sunglasses: "During hot, summer months, wearing a hat and sunglasses keeps you protected from the extreme elements so you can focus on your photography."
4TB SSDs: "Backups will help you restore your photographs on the off chance your data gets corrupted."
Sony Alpha 7S III and the 600mm lens: "I use this combination whenever I want to shoot high-quality movies about birds and wildlife."

Alpha 1 | FE 600mm F4 GM OSS | 1/1250 sec | F4.0 | ISO 800

With the right camera, lens and accessories by his side, Sudhir portrays captivating, eye-catching stories with birds. He has but one piece of advice for budding bird photographers, and that is to explore what equipment works for them. "No single set of equipment will work for every occasion, so consider how each subject will react during the shoot. In the case of bird photography, your kit needs to have fast-focus cameras with long focal length lenses that allow you to quickly bring fast-moving birds into focus in a safe and friendly distance. By considering these options, you'll be better prepared to control every shot," said Sudhir.

Check out Part 3 of this birding photography series for Sudhir’s tips to capturing great images, or Part 1 to learn about the best locations to shoot from.

Produk

Unggulan

Alpha 1

全畫幅極高解析度及高速相機

FE 600mm F4 GM OSS

G Master 全畫幅超遠攝定焦鏡頭

Article Theme

Bird/Wildlife

Bird Photography Part 1: Having An Eagle Eye for the Perfect Bird Photography Locations

sneha — Thu, 16 Feb 2023 10:17:27 +0000

Fotografi Burung Bagian 1: Mengamati Lokasi Fotografi Burung yang Sempurna dengan Saksama

sneha Thu, 02/16/2023 - 15:47

Article Categories

Unggulan

Alpha 1 | FE 600mm F4 GM OSS | 1/2000 sec | F4.0 | ISO 2000

Sudhir Shivaram (@sudhirshivaram) adalah seorang fotografer satwa liar dari India yang tertarik untuk membuat kisah inspiratif tentang burung dan satwa liar. Seorang mantan pekerja IT, Sudhir meninggalkan dunia korporat untuk mengejar mimpinya, yaitu menangkap sisi liar kehidupan. Dengan mengabdikan waktunya untuk fotografi satwa liar saat ini, Sudhir berharap dapat meningkatkan kesadaran akan karunia terhebat dari alam dan bahwa manusia perlu melindunginya dari kepunahan. Ia juga mengadakan lokakarya fotografi untuk membantu pemula memulai fotografi dengan memberikan teknik dan prinsip pemotretan dasar dan lanjutan. Di seri pertama dari tiga bagian ini, kami berbicara dengan Sudhir tentang bagaimana dia merencanakan lokasinya untuk menciptakan fotografi burung yang memukau secara visual.

Ikuti ke mana burung-burung pergi

Alpha 1 | FE 600mm F4 GM OSS | 1/160 sec | F4.0 | ISO 3200

Memilih lokasi yang tepat tergantung pada jenis proyek fotografi yang Sudhir lakukan. "Persiapan perjalanan saya didasarkan pada dua faktor - tujuan dan spesies. Fotografi berbasis tujuan sangatlah mudah. Saya akan pergi ke taman yang biasanya sering saya kunjungi, termasuk Bandhavgarh, Ranthambhore, dan Kanha, dan mulai memotret. Selama musim tertentu, saya akan bertanya kepada informan saya kenal di sana tentang hal menarik apa yang terjadi di taman sebelum berangkat. Untuk proyek berbasis spesies, saya akan melakukan penelitian tentang lokasi spesies dan menghubungi informan saya untuk informasi lebih lanjut," kata Sudhir.

Untuk membantu menyempurnakan latar belakang bidikannya, Sudhir juga memikirkan tentang musim dan fitur fisik. "Di musim panas, taman dengan perairan yang terlihat jelas memberikan kesempatan untuk mengabadikan aktivitas satwa liar. Di musim dingin, saya meneliti spesies burung yang biasanya bermigrasi ke tempat saya. Umumnya, waktu migrasi, burung mencari makan dan bersarang di pohon berbunga atau berbuah, jadi ini patut diperhatikan. Menurut saya, waktu terbaik untuk memotret burung adalah saat musim dingin, antara bulan November dan Februari, saat burung sedang bermigrasi atau antara bulan April atau Mei saat mereka biasanya sedang bertelur,” kata Sudhir.

Alpha 1 | FE 600mm F4 GM OSS | 1/400 sec | F4.0 | ISO 2000

Negara asal Sudhir, India, bangga dengan banyaknya taman alam yang sempurna untuk gaya fotografi burungnya. Beberapa tempat favorit saya untuk fotografi burung antara lain Taman Nasional Keoloadeo di Bharatpur, Little Rann of Kutch di Gujarat dan Salim Ali Bird Sanctuary di Goa. Selain India, lokasi favorit saya yang lain adalah Kosta Rika dan Kolombia," ujarnya.

Teknik melayang dalam fotografi burung

Mereka yang ingin mempelajari fotografi burung dapat membuat bidikan burung yang sempurna tanpa harus meninggalkan rumah. "Bagian terbaik dari fotografi burung adalah ini dapat dilakukan di halaman belakang rumah Anda, sehingga Anda tidak perlu pergi ke lokasi terpencil atau liar. Berburu burung perkotaan adalah salah satu yang paling populer di kalangan pemula karena mudah dicapai. Nyatanya, saya memulai fotografi burung di dekat perairan di kota. Periksa peta kota Anda untuk mengetahui lokasi perairan dan berkunjunglah ke sana untuk melihat aktivitas burung di area tersebut."

Bagi Sudhir, kondisi yang tepat dan kesabaran yang baik sangat membantu. "Fotografi satwa liar dan burung memiliki sifat yang serupa. Satu-satunya hal yang membedakan keduanya adalah bagaimana Anda mendekati subjek. Dalam fotografi burung, memilih panjang fokus yang tepat adalah salah satu tantangan terberat karena Anda perlu memasukkan burung ke dalam bingkai tanpa mengganggunya. Namun bagian terbaiknya adalah, Anda akan dapat bekerja sendiri tanpa gangguan dan Anda memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam memilih lokasi pengambilan gambar. Sedangkan dalam fotografi satwa liar, Anda akan lebih sering berada di dalam kendaraan safari dan Anda dapat mendekati subjek tanpa membuat mereka takut, tetapi ada juga kendaraan lain yang dapat mempersulit pengambilan subjek," tambahnya.

Alpha 1 | FE 600mm F4 GM OSS | 1/5000 sec | F4.0 | ISO 1250

Saat membidik, berhati-hatilah dengan sangat ketika mendekati subjek agar tidak mengganggu dan menakuti mereka. “Fotografer perlu memahami kenyamanan burung saat berinteraksi dengan manusia. Di lokasi, ketika burung biasanya tidak bertemu dengan manusia, saya biasanya bepergian sendiri. Namun, jika burung sama sekali tidak terganggu dengan adanya fotografer, saya dapat membawa teman atau klien dari bengkel fotografi saya."

Pada akhirnya, aspek utama untuk menjadi fotografer burung adalah memahami burung dan perilakunya. "Membaca buku-buku yang berhubungan dengan burung akan sangat membantu dalam mengetahui bagaimana burung cenderung bereaksi dalam kondisi tertentu. Cara lain adalah dengan menjadi bagian dari grup birding online lalu bertemu orang-orang yang sepikiran yang dengan senang hati akan memberikan informasi bantuan untuk memulai fotografi burung.”

Bagi fotografer burung, persiapan adalah kunci untuk menciptakan foto burung yang mencuri perhatian. "Saran pertama saya kepada mereka yang ingin menekuni fotografi burung adalah membekali diri dengan pengetahuan sebelum memilih kamera. Pelajari apa yang akan dilakukan burung, di mana mereka akan tinggal, dan bagaimana mereka akan bereaksi sehingga Anda dapat mengabadikan momen terbang tinggi burung di depan kamera. Saran kedua adalah bersabar. Mungkin ada saatnya ketika rencana tidak berjalan sehingga Anda harus mencoba dan beradaptasi dengan situasi tersebut. Pada akhirnya, Anda akan menemukan momen tak terduga yang cocok untuk album foto Anda," kata Sudhir.

Simak Bagian 2 dan Bagian 3 terkait perlengkapan Sudhir dan beberapa tip untuk membawa fotografi burung Anda ke tingkat berikutnya.

Produk

Unggulan

Alpha 1

全畫幅極高解析度及高速相機

FE 600mm F4 GM OSS

G Master 全畫幅超遠攝定焦鏡頭

Article Theme

Burung/Satwa Liar

Rediscovering the passion for photography

monika — Sat, 18 Jun 2022 06:41:50 +0000

Menemukan kembali hasrat untuk fotografi

monika Sat, 06/18/2022 - 12:11

Article Categories

Unggulan

Dalam dua tahun terakhir, berbagai ketidakpastian mendorong fotografer alam dari Indonesia Harlim untuk kembali menggeluti dan menemukan kembali semangat dalam fotografi. Dalam perjalanannya untuk meningkatkan keterampilan fotografinya, Harlim mencoba fotografi burung dan fotografi objek langit dalam (deep sky object). Saat ini, kecintaannya terhadap fotografi telah menginspirasi komunitas fotografer Indonesia untuk tetap bersemangat meski banyak tantangan. 

Kami berbincang-bincang dengan Halim untuk mendiskusikan perjalanannya dalam mengembangkan pengetahuan fotografinya dan bagaimana karyanya telah membantu fotografer generasi baru. 

Anda mulai mencoba genre fotografi yang baru selama dua tahun terakhir. Bagaimana Anda menemukan kembali gairah Anda dalam fotografi? 

Saya dulu sering bepergian di dalam dan luar negeri untuk melakukan fotografi alam. Bepergian adalah bagian dari hidup saya. Dalam dua tahun terakhir, banyak pembatasan perjalanan dan saya termotivasi untuk mencari kesempatan baru yang mungkin saya lewatkan sebelum pandemi. 

Saya mencoba mempelajari hal-hal baru dan menemukan kembali gairah saya untuk fotografi, terutama dalam berbagai genre baru dalam fotografi. Saya mencoba memaksimalkan situasi yang ada dan mulai berfokus pada fotografi burung dan fotografi objek langit dalam (DSO) menggunakan lensa FE 400mm F2.8 GM OSS (SEL400F28GM) dan FE 600mm F4 GM OSS (SEL600F40GM) dengan magnitudo dari 1 hingga 14,1.

Alpha 1 | FE 600mm F4 GM OSS | 1/640sec | F4 | ISO 500

Menarik untuk didengar bahwa meski Anda sudah menjadi fotografer profesional, Anda masih mencoba keluar dari zona nyaman Anda di fotografi. Tentunya, ada hal positif dan negatifnya. Apa saja tantangan yang Anda temukan dan bagaimana Anda mengatasinya?

Salah satu tantangannya adalah kita tidak bisa bepergian dengan mudah untuk melakukan fotografi alam dan fotografi lanskap. Saya mendalami fotografi burung dan fotografi Objek Langit Dalam (DSO) karena saya bisa mencobanya tanpa perlu bepergian jauh. Saya melakukan fotografi burung di hutan kota, hutan sekunder, dan cagar alam di sekitar tempat tinggal saya. Saya melakukan fotografi DSO di daerah pinggiran kota, yang tingkat polusi udara dan cahayanya lebih rendah. Saya juga mulai mencoba fotografi still life, yang bisa saya lakukan di sekitar rumah. 

Tentu saja, saya juga membagikan karya saya melalui jejaring media sosial, yang ternyata menarik perhatian komunitas fotografi di Indonesia. Saya mulai menerima permintaan untuk pendampingan fotografi burung dan membimbing mereka dalam menggunakan kamera Alpha 7R IV dan lensa FE 200–600 mm F5.6–6.3 G OSS (SEL200600G). Dari satu-dua permintaan tersebut, komunitas fotografi burung yang saya mulai kemudian terus berkembang. 

Peluang baru dalam profesi ini (fotografi burung) menjadi terbuka setelah peluncuran kamera Alpha 1, yang dapat mendeteksi Auto Focus/Auto Exposure hingga 120FPS dan 30FPS untuk video 8K dan 4K. Kamera tersebut juga memiliki deteksi real-time bird eye AF pada gambar diam dan pelacakan berbasis AI pada video. 

Alpha 1 | FE 600mm F4 GM OSS | 1/1250 sec | F4 | ISO 500

Bagaimana Anda mulai menekuni fotografi burung dan DSO? 

Fotografi burung dan DSO sebenarnya bukan hal baru bagi saya. Saya pernah menekuni fotografi burung dari tahun 1996 hingga tahun 2005. Namun, setelah itu saya memutuskan untuk fokus pada fotografi lanskap. Dua tahun lalu, saya melihat banyak pemilik lensa SEL200600G di komunitas saya yang tidak dapat memanfaatkan lensa tersebut, dan saat itu saya terpikir untuk mulai mencoba lagi fotografi burung. Saya memulainya dengan mengundang satu orang dan dia kemudian membagikan hasil fotonya pada grup fotografi di WhatsApp, sementara saya membagikan hasil foto saya melalui Instagram. Sejak saat itu, para pengikut Instagram saya di kota-kota lain menjadi tertarik untuk mencoba fotografi burung.

Alpha 1 | FE 600mm F4 GM OSS | 1/800 sec | F4 | ISO 4000

Sementara itu, saya mulai mencoba mendalami fotografi DSO sekitar tahun 2019, dan saya menggunakan lensa FE 400mm F2.8 GM OSS dan FE 600mm F4 GM OSS. Menurut saya, lensa FE 400mm F2.8 GM OSS adalah lensa yang paling disukai oleh para fotografer DSO, dan saya sebenarnya sudah mengetahui hal ini bahkan sebelum saya mulai menggunakan lensa tersebut. Kecerahan objek di langit diukur dengan unit yang disebut magnitudo tampak. Skala unit ini terbalik, yang artinya semakin besar nilai magnitudo, semakin redup objek tersebut. Sebagai perbandingan, magnitudo tampak untuk matahari adalah -26.74. Banyak fotografer DSO yang menyukai lensa 400mm karena lensa ini dapat menangkap unsur-unsur yang tingkat kecerahannya rendah, yang nilai magnitudo tampaknya kira-kira sebesar 13.3 di langit dalam. 

Beberapa fotografer DSO juga menggunakan teleskop refraktor. Lensa ini mirip dengan lensa telefoto, tapi tidak dilengkapi dengan autofokus, dan jauh lebih berat. Berat sebuah teleskop refraktor dengan diameter 142-150mm bisa mencapai 10kg, sementara berat sebuah lensa telefoto kurang dari 3kg. Karena keduanya dapat menangkap objek hingga rentang magnitudo yang sama, maka lensa telefoto jelas merupakan pilihan yang lebih baik. 

Baik fotografi burung dan fotografi DSO telah memotivasi saya untuk mengajak para fotografer alam / lanskap untuk mencoba kedua genre tersebut. Saat ini, Indonesia memiliki sekitar 1.722 spesies burung, yang artinya banyak jenis burung yang bisa kita ambil fotonya. Hal ini membuat fotografi burung di Indonesia menjadi menarik.  

Alpha 7S | FE 400mm F2.8 GM OSS | 30 sec | F2.8 | ISO 4000

Bisakah Anda menceritakan pengalaman Anda dalam fotografi burung di perkotaan? 

Di kota-kota besar seperti Jakarta, masih ada beberapa jenis burung yang dapat terlihat, dan beberapa di antaranya masih takut akan ditangkap oleh manusia. Mereka biasanya bersembunyi di antara tumpukan daun, yang berarti ada tantangan dalam hal jarak dan visibilitas.

Alpha 1 | FE 600mm F4 GM OSS | 1/4000 sec | F4 | ISO 2500

Solusi terbaik adalah menggunakan lensa dengan panjang fokus yang tinggi sehingga ada lebih banyak waktu untuk mengambil gambar, sebelum burung-burung tersebut menyadari bahwa mereka sedang dipotret dan kemudian terbang untuk kabur. Jika mereka sedang bersembunyi di balik dedaunan, saya harus selalu berhati-hati dalam melangkah dan mencoba tidak mengeluarkan suara saat bergerak.

Menarik untuk melihat bahwa komunitas fotografi burung telah berkembang sampai sejauh ini? Bisakah Anda menceritakan pada kami tentang hal tersebut? 

Saya sering membagikan foto saya lewat Instagram, dan komunitas fotografi burung telah berkembang sejak saya mem-posting foto pertama saya. Ada beberapa komunitas fotografi burung yang berbeda di setiap kota, misalnya, ada yang fokus pada fotografi burung di alam liar, dan fotografi burung konsep. 

Para anggota dari komunitas-komunitas ini mengunggah foto dan video burung secara konstan. Komunitas fotografi burung juga terus bertumbuh, dan para anggotanya juga termotivasi karya dari mereka yang menggunakan kamera Alpha 1 atau Alpha 7 IV.

Alpha 1 | FE 600mm F4 GM OSS | 1/8000 sec | F4 | ISO 2500

Fotografi burung mendorong kita untuk kembali ke alam untuk menghirup udara segara dan mengurangi stres, terutama kecemasan akibat pandemi. Kamera Sony Alpha 1 dan Alpha 7 IV membuat fotografi burung menjadi mudah bagi siapa pun! Selain itu, hobi semacam ini dapat dikembangkan menjadi profesi. 

Menarik juga untuk mencari informasi tentang spesies yang kita temukan saat sedang memotret. Informasi spesies ini sudah tersedia di internet. Dalam komunitas kami, saya juga menyarankan untuk mempelajari etika fotografi burung dan hukum perlindungan hewan di setiap negara.

Pengalaman-pengalaman yang baru ini membantu dalam mengembangkan pengetahuan di bidang fotografi. Bagaimana Anda menilai semua pengalaman ini, termasuk pengalaman Anda dalam membimbing para fotografer lainnya, telah mengubah karya Anda saat kita mulai memasuki fase normal yang baru? 

Pada penghujung tahun 2021, komunitas fotografi kami mencoba sesuatu yang baru—videografi burung—bersamaan dengan peluncuran kamera Alpha 7 IV, yang memiliki kemampuan video dengan otofokus pada mata burung secara real-time. Ini adalah hal baru yang dapat saya masukkan ke dalam karya saya. 

Alpha 7 IV | FE 600mm F4 GM OSS | 1/1600sec | F4 | ISO 640

Setiap perubahan dalam hidup kita akan membuat kesempatan dan rencana bisnis yang baru. Selama periode lockdown, kita semua mempelajari hal-hal baru, yang tentunya membantu kita saat pembatasan bepergian mulai dihentikan. Karena saya berhasil mencoba genre fotografi yang baru, saya jadi dapat melakukan tidak hanya fotografi alam, yang memang sudah biasa saya lakukan, tetapi juga fotografi burung dan fotografi DSO saat saya bepergian. 

Selama kita tidak berhenti mencoba, kita dapat menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk mengambil langkah yang baru.

Genre fotografi apa saja yang dapat Anda sarankan kepada para penghobi atau amatir yang kesulitan memanfaatkan kreativitas dan mencoba kesempatan yang baru?

Secara umum, para penghobi biasanya memiliki rasa ingin tahu yang besar yang perlu dipuaskan. Saya menyarankan untuk melihat dan mempelajari karya orang lain sebagai inspirasi untuk menemukan ide dan bagaimana cara mereka untuk melakukan pemotretan berikutnya. Mempelajari aspek teknisnya dapat dilakukan lain belakangan. Ada beberapa contoh genre fotografi yang dapat dicoba.

Landscape photography 
Still life photography 
Videography for product / still life
Stop motion animation

Kata “amatir / amateur” berasal dari kata dalam bahasa Perancis yang berarti “pecinta” atau “mencintai”, yang artinya kata tersebut berasal dari kecintaan kita terhadap sesuatu sehingga kita mau meningkatkan keahlian kita. Saya mengajak semua yang masih amatir untuk bergabung ke komunitas sebagai cara belajar dan berbagi dengan kritik yang membangun. Ke depannya, komunitas tersebut mungkin menjadi platform yang bermanfaat bagi Anda, dan saya sudah mengalaminya sendiri dan mendapatkan banyak hal dari komunitas.

Alpha 1 | FE 600mm F4 GM OSS | 1/6400sec | F4 | ISO 500

Banyak hal di sekitar kita yang mungkin kita abaikan karena kita terlalu sibuk dengan rutinitas kita dan kita berada di zona nyaman. Hal yang paling penting adalah menemukan keberanian untuk berani dan mencoba hal-hal baru.

Produk

Unggulan

Alpha 1

全畫幅極高解析度及高速相機

Alpha 7 IV

全畫幅混合型相機

FE 600mm F4 GM OSS

G Master 全畫幅超遠攝定焦鏡頭

FE 400mm F2.8 GM OSS

G Master 全畫幅超遠攝定焦鏡頭

Article Theme

Burung/Satwa Liar

Discovering African Wildlife with Richard de Gouveia

monika — Fri, 06 May 2022 12:31:00 +0000

Menemukan Satwa Liar di Afrika Bersama Richard de Gouveia

monika Fri, 05/06/2022 - 18:01

Article Categories

Unggulan

Select User

Richard De Gouveia

Richard de Gouveia

Richard de Gouveia menciptakan karya fotografi untuk menghubungkan kembali orang-orang dengan alam dan keelokannya. Menjadi fotografer satwa liar berarti menjalani hari-hari yang tidak pernah sama, dengan situasi yang terlalu berbahaya. Terkadang bidikan yang paling berani bisa menjadi yang paling unik. SONY Alpha 1 yang selalu andal memberinya kebebasan untuk berkreasi sambil berpindah antara foto dan video dengan mudah. Dari seorang anak laki-laki yang bermimpi memberikan dampak positif pada alam, dia sekarang menjalani kehidupan impiannya untuk menceritakan kisah-kisah yang jarang dialami orang lain. Simak lebih lanjutuntuk mengetahui bagaimana Anda dapat menghubungkan diri Anda dengan alam melalui fotografi dan bagaimana membuat foto satwa liar Anda bercerita.

Alpha 1 | FE 16-35mm F2.8 GM | 16mm | 1/30 sec | F2.8 | ISO 3200

Siluet kemegahan pohon baobab berlatar keagungan Galaksi Bima Sakti

Tolong ceritakan sedikit tentang diri Anda, dan apa yang membuat Anda menyukai fotografi satwa liar.

Saya telah tertarik pada alam sejak saya masih muda dan beruntung dapat menghabiskan waktu melakukan safari bersama keluarga saya. Seiring bertambahnya usia, kecintaan saya pada alam tidak pernah berubah dan saya ingin memberi dampak yang lebih besar. Saya belajar manajemen lingkungan dan bergabung dengan dunia korporat dengan tujuan membuat perbedaan di sana. Ketika saya menemukan bahwa hal tersebut lebih berfokus pada urusan dokumen daripada hal lain, saya terhubung kembali dengan alam melalui fotografi. Intuisi saya berteriak lebih keras dari sebelumnya agar keluar dari kota dan hidup di alam bebas. Saya menjual semuanya yang saya miliki. Hanya dengan membawa kamera dan kendaraan, saya pergi ke sekolah pemandu. Saya belajar fotografi secara otodidak dan menyadari bahwa saya memiliki bakat di bidang tersebut. Saat karir pemanduan saya berkembang, begitu pula skill fotografi saya, dan saya semangat untuk mengajarkannya dan membagikannya kepada dunia. Sekarang saya mengajak orang-orang di seluruh dunia untuk mengajari mereka tentang keajaiban alam dan cara menangkap gambar yang indah dan bermakna dengan kamera mereka.

Alpha 1 | FE 135mm F1.8 GM | 1/640 sec | F1.8 | ISO 3200

Seekor singa jantan menguji urin singa betina untuk melihat apakah dia sedang dalam musim kawin. Dengan seringai flehmen-nya, dia disinari oleh lampu sorot kendaraan yang menciptakan sebuah gambar yang indah.

Apa alasan Anda memilih Alpha 1? Mengapa kamera ini paling cocok untuk foto/pekerjaan Anda?

Saya selalu menjadi techno-geek dan menyukai bagaimana teknologi telah membantu membingkai pandangan kita tentang dunia. Perubahan awal saya ke kamera mirrorless adalah sebuah perubahan dramatis dalam karya fotografi saya, dan peluncuran Alpha 1 akan menjadi perubahan dramatis berikutnya. Sebagai fotografer satwa liar, pemandu, dan pembuat konten, Alpha 1 adalah alat yang sempurna untuk senjata saya karena ini adalah kamera terbaik untuk fotografi dan videografi. Keunggulan ini memberi saya kebebasan berkreasi sambil bergerak dengan mudah di antara media. Seni bercerita telah beralih ke media video, sementara fotografi tetap menjadi sarana bercerita favorit saya. Saya tidak ragu-ragu untuk mengatakan bahwa hanya memiliki Alpha 1 telah memberi saya kesempatan lebih besar memperluas seni bercerita saya ke gambar bergerak.

Gambar beresolusi tinggi 50MP memperlihatkan semua detail subjek saya sehingga pemirsa dapat merasa seperti berada di sana bersama hewan, burung, dan pemandangan alam. Kecepatan fokus memungkinkan saya berkonsentrasi menceritakan kisah di mana kamera dapat melacak mata subjek saat saya menyusun gambar. Kecepatan per frame yang tinggi membuat momen yang sempurna tidak pernah terlewat dari cerita.

Peralihan yang mudah antara memotret gambar ke video 4k memberikan dimensi lain pada penciptaan cerita saya. Sekarang saya dapat merekam momen luar biasa dengan kualitas luar biasa. Fokus tajam dan kecepatan per frame tinggi dapat menunjukkan detail gerakan atau interaksi yang terjadi di depan saya.

Alpha 1 | FE 70-200mm F2.8 GM OSS | 400mm | 1/5000 sec | F2.8 | ISO 400

Seekor zebra tetap diam saat embusan angin besar melemparkan debu di sekelilingnya, menempatkannya dalam situasi yang luar biasa ini. Saya memiliki kesempatan untuk bergerak saat angin menerpa kami terlebih dahulu dan menuju ke arahnya, jadi saya segera bersiap dengan harapan dapat menangkap momen ini dengan tepat.

Proyek apa yang paling berkesan dari portofolio Anda?

Sungguh menakjubkan berjalan ke alam dengan kamera saya, dan setiap perjalanan memiliki keistimewaan berbeda untuk dinantikan. Pergi keluar untuk pertama kalinya dengan Alpha 1 adalah momen yang paling saya ingat. Kami pergi keluar untuk melihat keunggulan kamera ini di Kamp Konservasi Marataba, sebuah pondok luar biasa di lima cagar alam besar di Afrika Selatan. Dengan fokus tunggal ini, kami mulai menunjukkan kehebatan kemera bermegapiksel yang tinggi ini.

Dua momen tak terlupakan bagi saya adalah saat kami menjelajahi cagar alam untuk mencari beberapa subjek yang cocok. Pertama adalah interaksi dengan gajah jantan besar yang sedang makan melalui dataran hijau pada hari mendung yang dibuat untuk citra dramatis dan kuat. Tenang dan tenang saat dia bergerak melintasi dataran dengan latar belakang pegunungan. Itu adalah momen yang sempurna, dan saat gajah itu mendekat dia menunjukkan dominasinya dengan menggelengkan kepalanya. Ini memungkinkan saya untuk menangkap setiap detail dari debu yang berjatuhan dari kepalanya, ke setiap lipatan, rambut dan cipratan lumpur di tubuhnya.

Alpha 1 | FE 70-200mm F2.8 GM OSS | 113mm | 1/5000 sec | F2.8 | ISO 400

Seekor gajah besar menggelengkan kepalanya sebagai peringatan untuk mundur. Debu yang menyembur dari tubuh dan belalainya menunjuk ke arah yang berlawanan.

Alpha 1 | FE 70-200mm F2.8 GM OSS | 126mm | 1/3200 sec | F3.2 | ISO 400

Seekor gajah besar Nampak dengan latar belakang Waterberg Mountain Range yang luar biasa.

Alpha 1 | FE 400mm F2.8 GM | 1/2500 sec | F4 | ISO 640

Tiga anak singa yang sangat muda mengintip dari belakang ibu mereka untuk melihat Alpha 1 yang menakjubkan sedang bekerja.

Momen ajaib berikutnya yang kami lihat adalah saat singa betina dan anak-anaknya datang untuk minum. Entah datang dari mana, dia melenggang keluar dari semak-semak ke tempat terbuka, anak-anaknya mengikuti dari di belakang, mencoba untuk tetap dekat dengan pelindung mereka. Sewaktu anak-anaknya mencondongkan tubuh dari belakang ibu untuk menatap kami dengan penuh rasa ingin tahu adalah kesempatan langka yang tidak berlangsung lama, tetapi fitur Animal Eye AF Alpha 1 sedang menyala dan memungkinkan saya untuk mengabadikan momen tersebut.

Bagaimana lensa G Master melengkapi kamera Alpha 1?

Lensa G Master melengkapi Alpha 1 dengan sempurna karena mereka bekerja secara padu. Tanpa G Master glass yang megah di depan kamera, akan ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mendapatkan kualitas gambar dari Alpha 1. Kecepatan fokus, pelacakan mata, dan gambar tajam diciptakan setiap saat dan itu memungkinkan saya untuk bereaksi cepat terhadap situasi singkat ini. Bokeh memisahkan subjek dari latar belakang yang meningkatkan gambar dan cerita saya, serta keserbagunaan peralatan ini memberi saya kebebasan untuk bekerja dalam segala kondisi dan berkonsentrasi pada karya seni saya.

Alpha 1 | FE 400mm F2.8 GM | 1/1600 sec | F2.8 | ISO 800

Singa betina bergerak untuk merawat anaknya dalam momen kasih sayang yang indah.

Saat Anda membidik dan mengkurasi bidikan Anda, fitur utama apa yang Anda fokuskan?

Sebagian besar, fotografi satwa liar tidak dapat dirancang. Saat momen muncul, sebagai fotografer satwa liar, saya harus siap mengabadikan momen saat peristiwa itu terjadi dan menceritakan kisahnya dalam sekejap mata. Sebagai seorang pemandu dan naturalis, pengetahuan saya tentang perilaku hewan memungkinkan saya memprediksi perilaku, memberi saya waktu untuk bersiap menghadapi momen dan mengabadikannya. Memahami gerakan hewan dan memiliki kebebasan untuk memposisikan diri juga memungkinkan saya untuk membuat gambar yang saya inginkan. Pengetahuan tersebut sangat membantu, tetapi saya perlu peralatan yang bekerja secepat saya berpikir agar momen-momen singkat ini dapat cepat diabadikan.

Saya selalu mencari momen gambar yang bisa bercerita, yang menyampaikan kompleksitas makhluk yang saya potret dan menunjukkan evolusi luar biasa. Hewan memiliki kepribadian, kompleksitas pemikiran, kekuatan dan politik serta kelembutan. Dalam hal ini, kebrutalan sama pentingnya dengan keindahan dan merupakan keunggulan yang saling melengkapi, membuat lingkaran kehidupan begitu ajaib. Jadi, saya selalu memotret semua momen yang dapat menceritakan pada dunia tentang alam yang luar biasa.

Apa situasi yang paling menantang bagi Anda?

Cuaca merupakan masalah tersendiri. Meskipun dapat menciptakan gambar yang menakjubkan ketika Anda menemukan subjek yang tepat, masalah cuaca juga menyulitkan kita menemukan subjek yang tepat tersebut. Angin dan hujan sangat menghambat pengejaran satwa liar karena sebagian besar hewan akan mencoba bersembunyi untuk berlindung dari hujan atau aroma mereka dapat tercium. Ini juga merupakan waktu ketika suaraberisik dari hujan yang turun atau gemerisik daun mengakibatkan hewan cenderung tidak banyak bergerak agar tidak membahayakan diri mereka sendiri. Saya pernah bersafari di mana saya tidak melihat hewan karena mereka semua berjongkok selama berjam-jam sampai cuaca lebih bersahabat lagi.

Hewan favorit mana yang paling Anda suka potret? Lingkungan seperti apa yang Anda sukai untuk memotret?

Macan tutul adalah hewan yang paling saya suka. Ini adalah kucing super yang sulit dipahami dan merupakan ahli dalam berkamuflase. Butuh 16 tahun pertama pencarian, sebelum saya melihat macan tutul di alam liar, dan sejak bekerja sebagai pemandu, saya menjadi ketagihan melihat kucing tutul yang luar biasa ini. Matanya yang ekspresif dan tubuhnya yang sempurna menjadikannya impian bagi fotografer satwa liar.

Sementara di seluruh Afrika, sebagian besar hewan tetap serupa, tetapi pemandangannya berubah secara dramatis. Lingkungan favorit saya untuk memotret adalah lingkungan yang belum pernah saya bidik sebelumnya karena proses kreasi gambar ini menjadi sangat unik sehingga mudah mengarahkan kamera Anda ke segala arah dan menangkap cerita baru

Alpha 1 | FE 400mm F2.8 GM | 1/1250 sec | F2.8 | ISO 320

Seekor macan tutul muda menampilkan sisi pembunuhnya saat dia mengunci tupai yang akan menjadi latihan berburunya, tetapi tidak berhasil.

Pernahkah Anda berada dalam situasi yang berbahaya ?

Saya ingat pernah membuntuti macan tutul melalui kendaraan dari jalan. Untuk mendapatkan headshot yang bagus saat macan berjalan ke arah saya, saya akan membuat lingkaran besar di sekitar macan tutul. Saya harus mencapai titik lebih jauh di jalur yang biasanya dilewati hewantersebut, di mana saya bisa menangkap gerakannya ke arah saya dan memiliki kontak mata yang solid. Macan tutul jantan yang saya ikuti menandai wilayahnya, dan setelah membuat lingkaran di depan, saya mencondongkan tubuh ke pintu mobil untuk mendapatkan sudut rendah dan sedikit lebih dekat ke ketinggian mata si kucing besar ini. Macan tutul mendekati kendaraan, berjalan tepat di sebelah kendaraan, dan menandai wilayahnya. Satu-satunya anggota badan yang terlihat adalah siku dan kepala saya yang menjorok, yang menjadi posisi sempurna untuk mengelus kepalanya dan menyebarkan aromanya ke badan saya, sehingga dia tahu saya adalah miliknya sampai saya mandi nanti.

Alpha 1 | FE 400mm F2.8 GM | 1/1250 sec | F2.8 | ISO 500

Seekor ibu macan tutul memberikan ciuman penuh kasih kepada anaknya setelah memberinya makan

Apa yang membentuk bidikan "sempurna" bagi Anda? Berapa lama Anda menunggu bidikan sempurna Anda?

Bidikan sempurna menurut saya adalah bidikan yang memiliki cerita kuat dan subjek yang difoto terlihat agung seperti yang seharusnya ketika ia berada di alam atau kekuatan momen yang ditegaskan melalui fotografinya. Sebagai pemandu dan fotografer, saya tidak perlu menunggu lama untuk memotret dan lebih banyak memiliki ide tentang apa yang ingin saya capai. Dari sana momen-momen yang ditangkap didasarkan pada keberuntungan dari apa yang Anda lihat, bersiap-siap untuk momen yang mungkin akan tiba dan percaya bahwa peralatan saya akan membantu mengabadikan momen yang muncul dengan sendirinya. Melalui ribuan jam terbang serta banyak foto yang saya ciptakan, saya telah belajar menciptakan foto untuk menggambarkan dan mendemonstrasikan apa yang ditawarkan alam. Tetapi Anda sebaiknya percaya bahwa ketika kesempatan itu muncul dengan sendirinya, saya akan menatap melalui kamera Alpha 1 saya, siap untuk mengabadikan momen itu untuk dinikmati oleh seluruh dunia.

Alpha 1 | FE 135mm F1.8 GM | 1/800 sec | F1.8 | ISO 3200

Seekor gorila muda dengan takjub menyaksikan sepupunya yang lebih tua berayun melintasi cabang pohon.

Apa yang Anda ingin sampaikan melalui karya Anda?

Saya selalu kagum pada alam; kekuatannya, interkonektivitasnya, dan lingkaran kehidupan magisnya. Saya merasa dunia telah kehilangan hubungan dengan alam dan kesempurnaannya dalam keberhasilan dan kegagalan, keindahan dan kebrutalan, hidup dan mati. Melalui fotografi saya, saya ingin menghubungkan kembali orang-orang dengan keindahan Ibu Pertiwi. Tidak peduli sisi mana yang kita lihat, orang mungkin perlu menikmati keindahan-Nya melalui jendela kecil jendela bidik saya dan menemukan keinginan untuk berhubungan kembali dengan alam secara pribadi.

Produk

Unggulan

Alpha 1

全畫幅極高解析度及高速相機

FE 400mm F2.8 GM OSS

G Master 全畫幅超遠攝定焦鏡頭

FE 16-35mm F2.8 GM

G Master 全畫幅廣角變焦鏡頭

FE 135mm F1.8 GM

G Master 全畫幅遠攝定焦鏡頭

FE 70-200mm F2.8 GM OSS

G Master 全畫幅遠攝變焦鏡頭

Article Theme

Burung/Satwa Liar

Nature is Unpredictable. My Sony's Alpha 1 is Not - Pete McBride

Jiawen — Thu, 14 Apr 2022 02:33:23 +0000

Alam Tidak Dapat Diprediksi. Tetapi Tidak dengan Sony Alpha 1 Saya - Pete McBride

Jiawen Thu, 04/14/2022 - 08:03

Article Categories

ULASAN

Video Name

Nature is Unpredictable. My Sony’s Alpha 1 is Not - Pete McBride

Misalnya, saat meliput aksi cepat seperti olahraga ski, saya memerlukan pelacakan fokus secepat kilat dan kecepatan rana tinggi untuk memastikan bahwa saya tidak melewatkan setiap momen. Alpha 1 memiliki autofokus cepat yang mencakup area yang luas, termasuk fitur pelacakan yang memungkinkan saya mengikuti pemain ski menuruni gunung dengan kecepatan 60km/jam sambil mempertahankan fokus yang tepat.

Alpha 1 | FE 70-200mm F2.8 GM OSS II | F8 | 200mm | 1/1600s | ISO 250

Saat memotret salah satu subjek favorit saya, subjek di udara, rentang dinamis yang lebar pada Alpha 1 memungkinkan saya untuk tidak hanya menangkap cahaya di puncak gunung, tetapi juga menampilkan bayangan di lembah di bawahnya. Sensor resolusi tinggi 50,1MP juga menangkap detail luar biasa untuk memotret pemandangan menakjubkan yang saya lihat.

Saat mencoba lensa pada satwa liar, salah satu tantangan terpenting yang selalu saya hadapi adalah menemukan tempat yang tepat tanpa membuat hewan stres atau membuat kebisingan. Memiliki kamera yang memiliki opsi rana senyap dan tidak bergetar adalah kunci mutlak untuk fotografi satwa liar, karena tidak ada yang lebih melelahkan daripada mendaki selama berjam-jam di alam yang tenang ke tempat yang tepat, lalu suara klik rana kamera membuat kawanan rusa atau macan tutul yang sedang tidur ketakutan.

Alpha 1 | FE 600mm F4 GM OSS | F5.6 | 600mm | 1/200s | ISO 400

Elemen menakjubkan lainnya dari Alpha 1 untuk fotografi dan videografi satwa liar adalah kemampuan melacak fokus pada mata hewan. Saya sering menggunakan fokus pelacakan mata untuk potret manusia, tetapi memiliki opsi yang dapat melacak mata yang seringkali lebih gelap dan lebih besar dari teman liar dan berbulu kita (berbulu, bersisik, atau berbintik) mengubah permainan. Dengan pemotretan bebas gangguan Alpha 1, saya dapat menemukan makhluk yang bergerak cepat dan tahu bahwa saya akan menyimpan semua yang saya perlukan dalam frame - dan dalam fokus - saat saya mengikutinya dengan kamera saya.

Di mana saja saya berada di dunia ini atau apa yang saya lakukan, saya ingin memiliki kemampuan untuk beralih dengan cepat dari mode foto diam ke mode foto gerak.

Terkadang, saya ingin mempercepat waktu dan membuat timelapse. Pada kesempatan lain, saya lebih suka memperlambat waktu, yang membutuhkan kemampuan untuk merekam video dalam 60p atau bahkan 120p. Tentu saja, saya ingin semuanya dalam 4K atau lebih tinggi saat dibutuhkan. Dulu, opsi gerakan lambat sering kali menurunkan kualitas gambar pada output atau memotong sensor. Masalah tersebut tidak lagi terjadi pada alur kerja saya, karena Alpha 1 memberikan kualitas video yang menakjubkan hingga 8K 30p dan 4K 120p, output RAW 16-bit dan warna 10-bit 4:2:2, dan profil gamma yang menakjubkan termasuk HLG (Hybrid Log-Gamma) S-Cinetone, S-log3, sehingga saya tahu bahwa setiap urutan yang saya rekam akan terlihat sama bagusnya di video akhir seperti yang saya saksikan dengan mata saya. Bahkan, terkadang terlihat lebih baik.

Video Name

Alpha 1 Rhythm of Life - Pete McBride

Banyaknya kerja keras yang sering kali penuh peluh dan logistik yang digunakan untuk mendapatkan bidikan sangatlah melelahkan. Jadi, memiliki kamera yang sesuai dengan tugas itu sangatlah penting bagi saya. Saya juga tidak ingin membawa ransel yang penuh dengan berbagai kamera untuk berbagai kebutuhan. Saya hanya ingin membawa satu kamera, dan kamera itu adalah Sony Alpha 1. Saya telah menggunakan Kamera Sony Alpha selama bertahun-tahun, dan kamera ini telah bertransformasi menjadi lebih baik dari segi ergonomi, menu, daya tahan, tidak adanya masalah panas berlebih, dan masa pakai baterai yang luar biasa.

Hanya dengan satu ketukan cepat pada tombol atau putaran tombol, Alpha 1 beralih dari mengambil foto pada 30 bingkai per detik ke video 8K dengan satu sentuhan tombol, dengan cepat mengubah antara pelacakan mata manusia dan hewan, menggunakan rana senyap, atau meningkatkan bidikan saya per detik. Kamera ini membuat pekerjaan terasa mudah di segala keadaan.

Pada akhirnya, Alpha 1 melakukan apa yang saya inginkan dalam setiap situasi yang telah dan akan saya hadapi.

Selama bertahun-tahun bekerja di berbagai elemen, mulai dari ketinggian di pegunungan yang berangin kencang atau panasnya gurun hingga jalanan kota yang ramai dengan budaya, warna, dan musik, saya belajar bahwa kehidupan, petualangan, dan perjalanan semuanya tidak dapat diprediksi.

Namun, saya bersyukur itu tidak terjadi dengan kamera saya. Sony Alpha 1 menjadi satu-satunya kamera yang saya bawa, tidak peduli siapa atau apa yang memanggil saya untuk beranjak keluar.

Alpha 1 | FE 24-105mm F4 G OSS | F7.1 | 105mm | 1/320s | ISO 160

Alpha 1 | FE 600mm F4 GM OSS | F4 | 600mm | 1/125s | ISO 800

Alpha 1 | FE 100-400mm F4.5-5.6 GM OSS | F8 | 150mm | 1/640s | ISO 800

Alpha 1 | FE 600mm F4 GM OSS | F22 | 600mm | 1/400s | ISO 400

Alpha 1 | FE 24-105mm F4 G OSS | F11 | 105mm | 1/125s | ISO 400

Alpha 1 | FE 24-105mm F4 G OSS | F4 | 89mm | 1/400s | ISO 200

Produk

Unggulan

Alpha 1

全畫幅極高解析度及高速相機

FE 600mm F4 GM OSS

G Master 全畫幅超遠攝定焦鏡頭

FE 100-400mm F4.5-5.6 GM OSS

G Master 全畫幅超遠攝變焦鏡頭

FE 24-105mm F4 G OSS

G 系列全畫幅標準變焦鏡頭

Article Theme

Sony 400mm F2.8 G Master Field Test: The Polar Bears Of Churchill

Aysu — Tue, 28 Dec 2021 07:14:34 +0000

Sony 400mm f/2.8 G Master Uji Lapangan: Beruang Kutub Churchill

Aysu Tue, 12/28/2021 - 12:44

Article Categories

TIPS PROFESIONAL

Sejak lensa ini diumumkan, saya sudah berniat untuk menggunakan Sony 400mm f/2.8 G Master. Lensa ini membuat riuh dunia fotografi, dan menurut saya lensa ini menciptakan standar baru super-tele prime yang bagus. Berat yang lebih ringan daripada pesaingnya, distribusi beban yang lebih baik, tiga mode stabilisasi gambar, sistem fokus paling cepat yang pernah ada – dan masih banyak lagi. Saya tahu bahwa lensa ini akan mengubah segalanya, dan saya tidak sabar menunggu untuk mencobanya secara langsung di lapangan.

”Bagi saya, satu-satunya cara untuk mendapat kesan dari suatu perlengkapan baru adalah dengan mencobanya di alam liar: cuaca yang tidak bersahabat, subjek yang bergerak cepat, dan beban pikiran bahwa ini adalah pengambilan gambar sekali seumur hidup.” -Nate Luebbe (@nateinthewild)

Tentu saja, memang lebih mudah untuk pergi ke jalanan kota dan mengambil gambar kawanan burung camar dan puas dengan hasilnya. Namun bagi saya, satu-satunya cara untuk satu-satunya cara untuk mendapat kesan dari suatu perlengkapan baru adalah dengan mencobanya di alam liar: cuaca yang tidak bersahabat, subjek yang bergerak cepat, dan beban pikiran bahwa ini adalah pengambilan gambar sekali seumur hidup. Saya tidak bisa menilai perlengkapan baru tanpa menggunakannya di berbagai macam lingkungan saat mengambil gambar dan harus beradaptasi dengan cepat. Hal tersebut yang membuat saya pergi ke Churcill, Manitoba selama seminggu untuk fotografi alam liar di lingkungan yang ekstrim di dekat Lingkar Arktika. Tidak ada yang lebih memacu adrenalin selain berada di area yang sama dengan karnivora terestrial terbesar di bumi, beruang kutub, sekaligus dihantui tenggat waktu sebagai jurnalis. Kesimpulannya - saya bekerja optimal saat di bawah tekanan.

Sony α7R III. Sony 400mm f/2.8 G Master lens. | 1/1600-sec., f/2.8, ISO 400

Salah satu aspek paling penting dari fotografi alam liar adalah mencoba untuk menyampaikan kepribadian para hewan - prospek yang hampir tidak mungkin dilakukan dari tempat yang lebih tinggi atau jarak yang aman. Untuk benar-benar mengambil gambar beruang kutub di alam liar, maka kita harus sejajar dengan mereka; berhadapan, saat mereka melakukan aktivitas sehari-hari. Mencari orang yang sanggup untuk melakukan pendakian yang panjang di negara beruang kutub selama puncak musim berburu makanan adalah hal yang tidak mudah, dan hanya satu perusahaan pemandu perjalanan di Manitoba yang menyediakan perjalanan menyusuri daratan. Tenaga ahli di Churcill Wild dengan senang hati bekerja sama dengan saya untuk proyek ini di Seal River Heritage Lodge, tepat di pantai Hudson Bay. Tempat ini adalah salah satu tempat pertama yang membeku setiap tahunnya, mengundang sekumpulan beruang kutub untuk keluar mencari makan. Biasa disebut sebagai Jalur Besar Beruang Kutub, tempat ini menjadi titik penting untuk memulai ekspedisi ini.

Perlengkapan

Walaupun Sony α9 sering disebut sebagai bodi terbaik untuk fotografi alam liar, saya memilih untuk menggunakan Sony α7R III untuk perjalanan ini. Saya punya tiga alasan:

Beruang Kutub sangat malas saat di musim gugur, sehingga keinginan pemotretan burst 20 frame per detik jarang terjadi.

Karena saya berkeinginan untuk hanya menggunakan satu lensa tetap, maka akan lebih baik jika memotret subjek lebih kecil di frame dan nantinya saya dapat memotong hasil gambarnya sesuai keinginan. Resolusi 42 megapiksel pada α7R III memberikan banyak pilihan pengolahan gambar.

Beruang kutub berwarna putih. Salju berwarna putih. Rubah Arktika berwarna putih. Kelinci hutan Arktika berwarna putih. Dengan semua pemandangan serba putih, menurut saya densitas piksel yang lebih tinggi pada α7R III akan memberikan tambahan ketajaman yang cukup untuk membantu membedakan subjek dengan latar belakang.

Sony α7R III. Sony 400mm f/2.8 G Master lens with 2X teleconverter. 1/3200 sec., f/5.6, ISO 640

Mulai Mengatur

400mm f/2.8 G Master memiliki segudang opsi penyesuaian yang semuanya telah dijelaskan dalam ribuan blog fotografi di internet, sehingga saya tidak perlu menguraikannya satu per satu di sini. Sebagai gantinya, saya akan fokus pada poin-poin yang paling bermanfaat:

Jarak Fokus

Kontrol jarak fokus menyediakan tiga pengaturan:

7m - ∞
7m - 2.7m
Penuh (2,7m -∞)

Hal ini sangat membantu karena lensa yang susah fokus dari jarak 2,7 m hingga tak terbatas sangatlah tidak efisien dan bisa membuat bidikan kamera tidak tepat. Dengan menentukan perkiraan rentang subjek, saya mempercepat pencarian fokus dan mengunci subjek jauh lebih cepat sehingga gambar lebih stabil dan menghasilkan banyak sesi foto yang bagus. Karena perjalanan ini berfokus pada memotret mesin pembunuh berjari pisau seberat 1.500 pon, saya mengatur lensa menjadi 7m-∞ karena jika kurang dari 7 meter, saya akan lebih memprioritaskan hidup saya daripada mengunci fokus.

Sony α7R III. Sony 400mm f/2.8 G Master lens. | 1/2500 sec., f/4.5, ISO 800

Full-Time DMF

Salah satu fitur paling keren dari lensa ini adalah kemampuannya untuk mengoptimalkan titik fokus dengan ring fokus tanpa mematikan AF secara manual (baik pada lensa maupun kamera). Fitur ini memungkinkan autofokus kamera mengidentifikasi sebuah subjek (seringnya adalah hidung hitam beruang karena sangat menonjol di area berwarna putih), lalu memutar ring untuk fokus secara maksimal ke mata. Pada hari pertama di Churcill, saya mengaktifkan fitur ini dan tidak pernah mematikannya selama perjalanan. Autofokus terus berfungsi sampai Anda memutar ring fokus, selanjutnya kendali kamera dan lensa ada di tangan Anda.

Sony α7R III. Sony 400mm f/2.8 G Master lens. | 1/1600-sec., f/2.8, ISO 400

Stabilisasi Gambar

Karena sebagian besar momen terbaik di alam liar terjadi tanpa direncanakan, saya memutuskan untuk tidak membawa tripod dalam beberapa hari terakhir perjalanan ini, lalu memilih mengambil gambar dengan tangan untuk menghemat waktu persiapan. Memegang lensa 400 mm bukanlah hal mudah. Saya bisa melakukannya karena bobotnya lebih ringan, seperti diketahui bahwa lensa ini didesain untuk kamera mirrorless Sony, titik keseimbangan lensa 400 mm lebih dekat ke bodi dibandingkan dengan lensa 400 mm DSLR, serta karena sistem stabilisasi gambar yang mumpuni. Secara khusus, stabilisasi gambar luar biasa efektif dan serba guna. Foto yang hasilnya blur pada katalog saya adalah karena pergerakan subjek, bukan masalah stabilisasi.

Mode Stabilisasi Gambar

- Stabilisasi penuh

- Stabilisasi ditargetkan ke penggeseran tangkapan dan pergerakan subjek secara menyamping pada frame

- Algoritma canggih yang menyajikan stabilisasi optimal untuk subjek yang dinamis dan tidak dapat diprediksi serta bergerak cepat

Tiga mode tersebut mempunyai manfaat masing-masing, jadi saya tidak dapat mengatakan mode mana yang paling baik, namun perlu diketahui bahwa mode ketiga lebih efektif saat mengambil gambar dengan tangan untuk subjek yang tidak dapat diprediksi. Saya beruntung mendapatkan momen saat kelinci hutan Arktika berlari melewati saya, dan dengan Optical Steady Shot diatur ke mode dua (untuk bidikan panning), kamera dan lensa tidak hanya mengunci fokus dengan sempurna pada kelinci, namun mekanika stabilisasi lensa membuat setiap frame tetap tajam.

Sony α7R III. Sony 400mm f/2.8 G Master lens. | 1/2500-sec., f/2.8, ISO 320

Sepertinya tidak menarik untuk membicarakan tentang melacak kelinci melompat di salju, namun saya memotret hanya dengan tangan, dengan bukaan f/2.8, subjek berwarna putih di latar belakang berwarna putih, dan kelinci hutan Arktika berukuran lebih kecil daripada bola sepak dan berlari dengan kecepatan 40 m/jam. Aktuator fokus linear revolusioner membuat elemen fokus pada lensa G Master ini hampir lima kali lebih cepat dibandingkan dengan sistem fokus rotasi tradisional yang ada di hampir semua lensa DSLR. Untuk hewan liar dengan pergerakan cepat, mekanisasi fokus secepat kilat sangat diperlukan.

Jangkauan Luas

Tadi Saya sampaikan bahwa saya memotret hanya dengan satu lensa tetap, namun saya pasang telekonverter Sony 1.4X dan 2.0X. Memotret dengan lensa tetap telefoto terasa sedikit tidak leluasa, namun dalam sekejap saya dapat mengubah 400mm f/2.8 ke 560mm f/4.0 atau 800mm f/5.6, tanpa kehilangan ketajaman, kontras atau hasil pemrosesan warna. Menurut saya ini sangat berguna untuk mengambil gambar subjek yang bergerak mendekat ke arah saya (dengan perlahan), sehingga saya dapat dengan mudah melakukan transisi dari pengambilan lebih lebar yang menampilkan konteks pada lanskap ke potret cantik wajah dan tubuh hewan. Telekonverter tentu saja memotong apertur maksimum, yang biasanya menjadi kekurangan yang cukup signifikan, namun karena lensa ini f/2.8, meskipun jumlah cahaya berkurang karena penggunaan telekonverter, tapi lebih dari cukup untuk skenario pengambilan gambar apa saja.

Berhubung saya menjalani hari-hari di Churcill Wild untuk menjelajahi tundra beku dengan jalan kaki, berat Sony 400mm f/2.8 G Master + α7R III yang ringan (hampir 2 kg lebih ringan daripada DSLR pada umumnya) membuat saya tidak kewalahan. Dengan membawa telekonverter untuk memperjauh jangkauan, daripada membawa lensa kedua, dapat mengurangi beban barang bawaan dan menjangkau lebih banyak area tiap harinya - keuntungan besar lainnya adalah saat memotret alam liar di belantara yang luas.

Sony α7R III. Sony 400mm f/2.8 G Master lens with 2.0X teleconverter. 1/1600-sec., f/5.6, ISO 1000

Intinya, ensa ini merupakan lensa premium untuk proyek premium dengan harga yang sesuai. Anda mendapatkan lensa 400mm f/2.8 paling ringan yang pernah diproduksi, dengan elemen internal yang mumpuni, mekanisasi fokus canggih dan elemen kaca yang dirancang untuk meneruskan gambar yang paling tajam dan jernih. Memotret dengan α7R III, lensa ini tidak bermasalah saat menghasilkan gambar dengan sensor 42,4 MP, dan jelas bahwa Sony membuat 400mm G Master sebagai investasi jangka panjang. Berhubung Sony adalah pembuat sensor terkemuka di dunia, Sony mampu mendesain lensa untuk pengembangan sensor masa kini dan masa depan. Saya yakin bahwa sebanyak apa pun angka piksel atau kecepatan burst di masa depan, lensa ini akan selalu dapat diandalkan.

Lihat lainnya dari Nate Luebbe di

Artikel ini awalnya diterbitkan di alphauniverse.com

Footnote

Warna asli mungkin berbeda dengan gambar pada layar.
Warna & fitur produk yang ditampilkan mungkin berbeda tergantung model dan negara.
4K: 3,840 x 2,160 piksel.
Ketersediaan layanan tergantung wilayah. Sebagian atau seluruh bagian perangkat lunak/layanan yang diinstal pada atau dapat diakses melalui produk dapat berubah, dihentikan, dihapus, ditangguhkan, atau diakhiri tanpa pemberitahuan.
Fitur dan spesifikasi dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Article Theme

Burung/Satwa Liar

Bringing Wildlife Closer to You

Aysu — Tue, 21 Dec 2021 11:19:12 +0000

Membawa Alam Liar Lebih Dekat dengan Anda

Aysu Tue, 12/21/2021 - 16:49

Article Categories

Unggulan

Select User

Marlon Du Toit

Marlon merupakan direktur sekaligus salah satu pemilik Wild Eye, sebuah perusahaan spesialisasi ekspedisi fotografi margasatwa. Baik ketika dia mengikuti singa yang mengagumkan atau burung dalam penerbangannya, Marlon menggunakan kemampuan, semangat, dan pengetahuannya tentang keadaan lingkungan secara maksimal. Fotografi dan pengalaman perjalanan Marlon juga telah ditampilkan dalam beberapa majalah internasional, termasuk National Geographic. Saat ini, Marlon membagikan pengetahuan dan inspirasinya yang luas dengan Sony Alpha Universe.

Peralatan Sempurna untuk Fotografi Margasatwa

Memiliki perlengkapan yang tepat merupakan bagian penting untuk menangkap momen yang unik dan indah dalam fotografi margasatwa. Untuk hal ini, Marlon mengandalkan perangkat Sony lengkap miliknya.

Sony Alpha 9 II

Kamera mirrorless terbaik dari Sony ini adalah teman sejati Marlon. Autofocus (AF) yang sangat cepat dan kecepatan 20 frames-per-second (fps) memberi Marlon segala peluang memotret yang memungkinkan. Bagi Marlon, pegangan vertikal opsional untuk kamera sangat bermanfaat dan nyaman karena memberikan pegangan dan kontrol yang lebih baik pada orientasi potret.

Sony Alpha 7R IV

Ketika Marlon membutuhkan kualitas gambar dan resolusi terbaik, dia memilih Sony Alpha 7R IV. Kamera ini memiliki resolusi gambar luar biasa sebesar 61 megapiksel. Marlon menyadari ini sangat dibutuhkan untuk pemotretan hewan, lingkungan, dan lanskap, karena ia mengeluarkan detail menyeluruh di setiap adegan.

Animal Eye AF

Animal Eye Autofocus dari Sony, standar dalam seri Alpha 9 dan Alpha 7 III, merupakan perangkat esensial untuk mendapatkan fotografi margasatwa menakjubkan. Marlon menambahkan bahwa ini berlaku untuk banyak hewan buas besar seperti gajah, kerbau, dan singa. Untuk hal ini, kamera mirrorless Sony Alpha 9 dan Alpha 7 III memiliki teknologi Animal Eye AF terbaik yang membidik mata hewan untuk menghasilkan fokus gambar yang sangat tajam.

Sony FE 600mm F4 G Master

Lensa favorit Marlon adalah FE 600 mm F4 G Master. Dia mengagumi ketajaman menyeluruhnya yang tampak selama pascapemrosesan. Bokeh yang dihasilkan oleh lensa G Master mendapatkan pujian tinggi dari sang fotografer margasatwa. Latar belakangnya sangat mulus dan subjeknya sangat mencolok di bingkai dengan detail yang mengagumkan. Warnanya juga begitu kaya dan menyala, membutuhkan sedikit, kalaupun ada, pascapemrosesan karena warna dan kontrasnya sudah menonjol sejak awal. Lensa FE 600mm F4 G Master memiliki AF yang cepat dan tepat, berkat Teknologi Motor Linear XD, sehingga mengikuti subjek bergerak begitu mudah. Hal ini membuat fotografi burung menjadi lebih mudah dan efisien. Dengan bobot 3,04 kg, ia juga merupakan lensa tele super 600 mm paling ringan dan dikombinasi dengan pegangan yang berkeseimbangan baik, sangat cocok untuk aksi cepat di lapangan.

Lensa Sony FE 200-600mm G

Lensa Sony FE 200-600mm G merupakan teman terbaik fotografer margasatwa. Ia kemampuan serbaguna berkat panjang fokus fleksibel, dan mekanisme zooming internal melindunginya dari kelembapan dan debu. Sistem DDSSM (Direct Drive SSM) milik FE 200-600mm G sangatlah senyap dan begitu cepat, sehingga pengambilan foto burung yang bergerak cepat menjadi mudah. Reaksi cepat atas adegan tersebut dibantu oleh sebuah cincin torsi yang ringan dan pergerakan pendek di antara panjang fokus. Kesimpulannya, lensa mempermudah pembingkaian ulang sebuah jepretan seiring adegan terjadi di depan Marlon. Bersama kamera Sony Alpha 9 II dan FE 200-600mm G di tangan, keduanya berbobot kurang dari 2,8 kg. Hal ini menghilangkan beban saat menggenggam kamera dan lensa tersebut dalam posisi yang sama untuk waktu lama. Perlengkapan dengan bobot rendah memungkinkan Marlon meraih kesempatan dan bereaksi tepat waktu tanpa kehilangan momen jepretan.

Video 4K Kualitas Tinggi

Dengan kamera dan lensa Sony tersebut, Marlon mampu merekam video 4K berkualitas tinggi dengan pelacakan subjek yang halus dan autofokus senyap dengan getaran minimal. Itulah yang memberikan kemampuan menceritakan kisah alam liar yang memikat.

Baterai, Extender, dan Kartu Memori

Setiap perjalanan ke alam liar menciptakan banyak peluang foto, dan Marlon selalu siap untuk memanfaatkan setiap momen dengan aksesori Sony. Baterai Sony NP-FZ100 sepadan dengan harganya dengan kemampuan untuk memotret hingga 710 foto, menjadikannya sumber daya yang andal di lapangan. Meski demikian, Marlon selalu membawa baterai ekstra sehingga bisa selalu siap untuk pemotretan yang lebih lama saat ada kesempatan.

Marlon memanfaatkan Sony FE 1.4x dan telekonverter 2x untuk memperluas jangkauan lensa zoom Sony. Kombinasi ini sangat baik sehingga Marlon bisa melihat sedekat mungkin pada subjek tanpa mengorbankan kecepatan AF dan kualitas gambar.

Untuk melengkapi perlengkapannya, Marlon merekomendasikan Sony Tough SD card. Dia mengandalkan SD card ini karena kuat dan tahan cuaca, dua hal yang diperlukan di alam liar. Dia yakin bahwa foto akan disimpan dengan baik dan terlindungi, bahkan dalam kondisi buruk sekalipun.

Wawasan tentang Fotografi Safari dari Marlon Du Toit

Panggilan Alam Liar

Kami sedang berkendara di sepanjang Sand River ketika sekelompok wildebeest yang sedang minum air ketakutan dan berlari kembali ke tepian. Saya punya waktu beberapa detik untuk bereaksi ketika kami melaju melintasi dasar sungai berpasir. Saya segera mengayunkan Sony Alpha 9 II dan pengaturan FE 600mm F4 G ke depan mata saya, mengarahkannya ke kawanan wildebeest yang sedang berlari dan langsung memotret. Kombinasi lensa dan kamera ini sangat seimbang dan ringan, sehingga saya dapat mengangkatnya dengan cepat dan mudah. Ditambah dengan kecepatan AF ultra-cepat dan pemotretan burst/berkelanjutan 20fps dari Sony Alpha 9 II, ini adalah alat yang unggul di segala sisi. Saat mengecek kembali gambar di base camp, saya tertegun dengan gambarnya. Ini persis seperti yang saya bayangkan dan ketajaman menyeluruhnya membuat saya terpukau. Ini adalah gambar terbaik yang diambil dengan jangka waktu beberapa milidetik.

Alpha 9 II | FE 600mm F4 GM OSS | 1/2500 sec | F5 | ISO 320

Kebanggaan Afrika

Singa adalah sasaran terbesar dari petualangan fotografi safari alam liar mana pun. Habitat alami mereka bervariasi dari hutan, sabana terbuka, hingga padang pasir. Yang menarik dari singa adalah sifat sosial mereka, dan sering kali terdapat kawanan singa yang terdiri dari dua puluh singa, singa betina dan anaknya. Namun, memotret singa betina ini tidaklah mudah. Dia beristirahat di bantaran sungai dan saya mencoba memotret dengan pandangan yang rata dengan mata. Saya menggunakan kedalaman bidang dangkal dan bokeh menakjubkan lensa FE 600mm F4 G Master untuk memperhalus latar belakang dan menjaga fokus pada subjek foto, dan hasil yang indah bisa didapatkan.

Alpha 7R IV | FE 600mm F4 GM OSS | 1/1250 sec | F7.1 | ISO 3200

Saya suka memotret dari bawah dan berat peralatan Sony yang ringan mempermudah melakukannya. Saya cukup melipat layar putar pada Sony Alpha 9 II dan meletakkan kamera hampir menyentuh tanah. Ini memungkinkan saya membuat sudut pandang yang rendah dan memotret foto yang menakjubkan. Animal Eye AF memastikan mata singa betina tertangkap dengan tajam, sehingga saya dapat berkonsentrasi dalam proses kreatif.

Gunung Bergerak

Gajah sabana Afrika adalah hewan yang menakjubkan. Dengan berat hingga 7 ton dan tinggi 3,3 m di bagian bahu, mereka adalah mamalia darat terbesar di dunia. Mereka bisa berbahaya, dan orang-orang di sekitarnya perlu membaca bahasa tubuh mereka. Pada foto ini, gajah yang masih muda berjalan lurus ke arah kami dan melebarkan telinganya – yang merupakan peringatan agar kami menjaga jarak aman. Itulah saat saya bersiap untuk memotret. Dengan apertur yang diatur pada F8, saya mengarahkan lensa FE 600mm F4 G Master ke mata dan memotret semua detail kulit yang bertekstur kasar. Kombinasi lensa dan Sony Alpha 7R IV sangat cocok untuk memotret ketajaman mata yang menatap ke kamera. Kulit yang kasar dan berkerut berhasil difoto secara mendetail dengan ketajaman ujung ke ujung lensa FE 600mm F4 G Master.

Alpha 9 II | FE 600mm F4 GM OSS | 1/200 sec | F8 | ISO 2000

Terbang dengan Anggun

Dengan berat hingga 3 kg dan lebar sayap hingga 1,9 m, elang tawny disukai oleh setiap fotografer. Agar mereka tetap tenang, biasanya saya tidak terlalu dekat dengan mereka, sehingga telekonverter Sony 2x memudahkan saya menambah jangkauan lensa yang digunakan. Untuk memotret burung besar ini dengan sukses saat mereka terbang, saya menggunakan model fokus lebar dan mode burst/mode berkelanjutan 20fps di Sony Alpha 9 II. Digabungkan dengan AF yang cepat dan ketajaman lensa FE 600 F4 G Master, foto berkualitas bagus bisa Anda dapatkan setiap waktu.

Alpha 9 II | FE 600mm F4 GM OSS | 1/2000 sec | F7.1 | ISO 1600

Suatu Hubungan Bersahabat

Burung oxpecker sering terlihat di atas hewan seperti kerbau, badak, dan berbagai spesies antelop. Mereka memakan kutu dan parasit serta menjaga hewan-hewan tersebut tetap bersih. Mata mereka yang merah dan paruh berwarna cerah membuat mereka mencolok di foto apa pun. Akan tetapi karena ukurannya sangat kecil, dibutuhkan telekonverter Sony untuk mengisi bingkai. Telekonverter dengan rancangan sempurna ini memungkinkan saya untuk memotret tanpa mengorbankan kualitas gambar dan performa AF. Sangat brilian untuk fotografi burung dan potret jarak dekat.

Alpha 7R IV | FE 600mm F4 GM OSS | 1/500 sec | F7.1 | ISO 640

Permainan Anak

Anak singa sangat menyenangkan untuk difoto karena mereka suka bermain, dan dengan FE 600 mm F4 G Master, saya dapat menciptakan gambar yang memikat. Anak singa ini berlarian menyeberangi arus dangkal menciptakan tembok percikan air di bawahnya. Secara insting, saya mengikuti arahnya berlari, dan menerapkan kecepatan rana tinggi untuk menangkap gambar anak singa dan percikan air. Hasilnya adalah foto spesial yang sangat tajam dan fokus, dengan lensa yang menghasilkan banyak sekali detail bulu dan percikan air, lensa FE 600 mm F4 G Master adalah lensa tele paling tajam yang ada saat ini.

Alpha 9 II | FE 600mm F4 GM OSS | 1/1000 sec | F6.3 | ISO 400

Kisah Ekor

Saya suka perspektif yang unik terhadap alam liar, gambar jarak dekat dari bagian-bagian yang jarang difoto. Ekor macan tutul memberi saya kesempatan tersebut. Macan tutul ini berjalan di dekat kendaraan kami dalam jarak yang sangat dekat. Saya sadar ekor itu menarik perhatian dan mengambil gambar ini dengan lensa FE 600 mm F4 G Master. Bokehnya halus dan lembut tanpa sorotan yang aneh serta detail pada ekor yang melengkung mengisahkan tentang pemburu hebat sedang beraksi.

Alpha 9 II | FE 600mm F4 GM OSS | 1/2000 sec | F4 | ISO 320

Pencinta Lingkungan

Sebagian besar fotografi alam liar memerlukan jarak yang memadai dari subjek fotografi. Hal ini mencegah hewan mengalami stres dan memberi kesempatan untuk memotret foto yang terlihat lebih alami. Anak macan tutul ini, misalnya, sangat pemalu. Berkat telekonverter 2x Sony, saya dapat melakukan zoom ke arah mereka dari tempat saya berada. Meskipun tingkat cahaya rendah, AF mudah ditentukan dan kualitas akhir dari foto tidak berkurang. Dengan menggunakan FE 600mm F4 G Master dan telekonverter, saya bisa mendapatkan foto yang diinginkan tanpa mengganggu hewan subjek. Kualitas gambar yang dihasilkan dalam kondisi cahaya yang rendah sangat bagus dengan performa ISO tinggi Sony Alpha 9 II.

Alpha 9 II | FE 600mm F4 GM OSS | 1/400 sec | F5.6 | ISO 3200

Menjaga Selangkah Di Depan

Lilac-breasted roller sungguh cepat dan bergerak tak menentu. Anda akan memerlukan sistem yang mampu mengikuti burung tersebut ke mana pun ia terbang. Saya memilih area Lebar mode AF-C dan menjaga tombol rana setengah ditekan agar fokusnya tetap terkunci. Setelah meluncur, Teknologi DDSSM (Direct Drive SSM) pada lensa Sony FE 200-600mm G mengambil alih dengan AF cepat dan gerakan motor senyap. Ditambah dengan 20fps dan jendela bidik yang tidak pernah gelap dari Sony Alpha 9 II, I saya mampu menangkap ratusan gambar sangat tajam dari lilac-breasted roller yang sedang terbang. Sungguh mengesankan.

Alpha 9 II | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 1/3200 sec | F8 | ISO 1600

Tank Afrika

Badak putih Afrika merupakan hewan buas yang cantik dan ditakuti. Sulit untuk dapat berada dekat dan cukup rendah untuk memotret mereka dengan aman dan secara artistik. Satu solusinya adalah dengan tiarap untuk meminimalkan kehadiran saya secara visual dan menciptakan keintiman dalam gambar saya. Dengan perlengkapan lensa dan kamera Sony saya yang ringan, saya dapat tiarap dengan cepat dan mudah, memosisikan diri untuk dapat menangkap gambar yang unik. Bokeh yang dihasilkan dari lensa FE 600mm F4 G Master dan FE 200-600mm G begitu mulus dan lembut, sehingga benar-benar membuat sang badak menonjol dari lingkungannya.

Alpha 7R IV | FE 600mm F4 GM OSS | 1/2000 sec | F4 | ISO 1000

Aku Adalah Temanmu

Gambar seperti ini sungguh istimewa. Badak dan oxpecker seperti sahabat baik. Saat terkejut, burung itu akan bersuara keras dan kemudian terbang. Hal ini akan membuat badak waspada dan membuatnya tahu bahwa bahaya mungkin mendekat. Untuk memotret keduanya saat terbang dengan kualitas dan ketajaman dari Sony FE 600 mm F4 G Master dan Sony Alpha 9 II adalah hal yang luar biasa. Tidak ada momen yang terlewatkan dengan mode burst/mode berkelanjutan 20fps dan jendela bidik yang tidak pernah gelap dari Sony Alpha 9 II. Ditambah dengan bokeh lembut dari lensa dan ketajaman menyeluruh, Saya punya semua bahan untuk meracik gambar yang menawan.

Alpha 9 II | FE 600mm F4 GM OSS | 1/1250 sec | F4 | ISO 800

Populasi antelop sable yang menawan berada di bawah ancaman dan jarang terlihat di safari. Mereka merupakan mangsa bagi singa dan kerap menggunakan tanduk mereka untuk mempertahankan diri. Untuk melihat makhluk istimewa ini melalui jendela bidik Sony Alpha 9 II sungguh sangat spesial. Selain itu, seekor oxpecker muncul dan keduanya menampilkan gambar yang sangat menarik bersama-sama.

Alpha 9 II | FE 600mm F4 GM OSS | 1/1000 sec | F4 | ISO 400

Warna di Semak-Semak

Dengan paruh tebal dan bulunya yang berwarna-warni, barbet jambul menjadi kesukaan fotografer. Mereka tidak mudah difoto; karena mereka suka melompat-lompat di tanah dan bertengger di lubang pohon. Autofokus lensa Sony FE 200-600 mm G yang cepat sangat sempurna untuk pekerjaan ini. Berkat tembak pendek antara panjang fokus, Saya bisa bereaksi dengan cepat dan menangkap gambar tajam di 600 mm.

Alpha 9 II | FE 200-600mm F5.6-6.3 G OSS | 1/1600 sec | F7.1 | ISO 1250

Suatu Hubungan Istimewa

Kerbau Afrika merupakan hewan kuat yang akan menyerang jika terprovokasi. Kami selalu menjaga jarak aman dan mengambil gambar dari dalam kendaraan yang aman. Mereka memperlihatkan bekas luka mereka dengan bangga dan kami dapat mendengar mereka mendesis dan mengentakkan kaki. FE 200-600mm G adalah lensa yang sempurna untuk pekerjaan ini. Saya memilih apertur yang menampilkan detail tanduk besar dan kulitnya yang dimakan cuaca. Sekali lagi, kehadiran oxpecker menambahkan sedikit citarasa pada adegan itu.

Alpha 7R IV | FE 600mm F4 GM OSS | 1/500 sec | F10 | ISO 2000

Raja Malam Hari

Memotret di malam hari memiliki beberapa tantangan, yang terbesar adalah kurangnya cahaya dan kecepatan rana lebih rendah. Bahkan dengan lampu depan kendaraan menyala, perlu zoom yang paling cepat untuk menghasilkan gambar bagus. Untuk hasil terbaik, saya menggunakan FE 600mm F4 G Master sebagai apertur F4 cepat sehingga kecepatan rana lebih tinggi dapat digunakan. Disandingkan dengan ketajaman lensa menyeluruh, gambar singa jantan tersebut sangatlah mendetail. Performa ISO tinggi dari Sony Alpha 9 II yang mengagumkan juga sangat berguna.

Alpha 9 II | FE 600mm F4 GM OSS | 1/250 sec | F4 | ISO 5000

Salah satu keuntungan unik dari apertur F4 besar dari FE 600 mm F4 G Master adalah bokeh indah yang dihasilkan. Dengan sedikit bantuan dari lampu kendaraan, ini menjadi sebuah kesempatan besar untuk potret hewan yang kreatif.

Alpha 9 II | FE 600mm F4 GM OSS | 1/160 sec | F4 | ISO 3200

Untuk jepretan ini, saya menggunakan lampu sorot dari kendaraan lain untuk menciptakan cahaya rim yang tampak dramatis. Untuk dapat memotret adegan ini saya berjalan kaki dan sudut yang lebih rendah menciptakan ketegasan lebih dalam bingkai. Saya senang dengan detail dan komposisi dari gambar tersebut. Semua ini berkat kombinasi FE 600mm F4 G Master dan Sony Alpha 9 II yang sangat mudah dibawa, saya dapat mengaplikasikan AF cepat dan performa ISO tinggi dengan sangat baik.

Alpha 9 II | FE 600mm F4 GM OSS | 1/400 sec | F4 | ISO 8000

Raja di Tenggerannya

Pied kingfisher ini sering terlihat di safari, tetapi sering kali diabaikan. Saya menyukai gambar ini karena bulu hitam dan putihnya sangat kontras dengan latar belakang hijau, dan bokeh dari FE 600 mm G Master meleburkan latar belakang dan menegaskan fokus pada sang burung.

Alpha 9 II | FE 600mm F4 GM OSS | 1/1000 sec | F5.6 | ISO 2000

Waktu bermain

Singa adalah subjek foto yang baik, tetapi singa dewasa sering kali mengantuk dan tidak menarik untuk difoto. Namun, anak singa lebih aktif dan sering memberikan peluang untuk foto yang menarik. Anak singa yang lebih besar sering mengganggu yang lebih kecil dan hal ini ditampilkan dengan baik dalam foto ini. Pagi itu langit mendung dan cahaya sangat kurang, namun lensa FE 600mm F4 G Master menangkap momen itu dengan sempurna.

Alpha 9 II | FE 600mm F4 GM OSS | 1/800 sec | F5.6 | ISO 5000

Berkeliaran

Macan tutul jantan yang besar ini berjalan mendekati kami setinggi mata. Saya memarkirkan kendaraan sedemikian rupa sehingga kami bisa sedikit lebih rendah dan berada di ketinggian mata, dan hasilnya sangat menakjubkan. Lensa Sony FE 600 mm F4 G Master menangkap kucing ini dengan detail yang luar biasa dan dengan latar belakang luar-fokus yang halus menonjolkan sang macan tutul dalam adegan itu. Sebuah potret yang menakjubkan dan favorit saya.

Alpha 9 II | FE 600mm F4 GM OSS | 1/1000 sec | F4 | ISO 640

Lengkap. Terintegrasi. Gambar Sempurna Setiap Saat.

Lensa Sony FE 600mm F4 G Master dan FE 200-600mm G bersinergi sempurna dengan kamera mirrorless Sony, yang memberikan pengalaman fokus otomatis dan kualitas foto terbaik. Marlon memilih Sony agar dia bisa memotret momen alam liar yang rumit dengan percaya diri dan kualitas tinggi. Ditambah dengan rangkaian aksesori yang lengkap, sistem mirrorless Sony adalah pilihan pasti dan tidak tergantikan bagi fotografer alam liar.